Mengorbankan Harga Diri Demi Rasulullah
Seorang pria tua, berdiri dengan
leher gemetar dan berkata, "Aku akan ikut masuk kontes ini dan menantang
dia".
Siapa pun yang menyaksikan adegan
ini tidak bisa menahan diri, mereka meledak tertawa, dan bertepuk tangan.
Raja terikat oleh hukum. Dia tidak
bisa menghentikan seseorang yang dari kehendak bebasnya sendiri ingin memasuki
pertarungan. Orang tua itu diberi izin untuk memasuki ring. Ia berusia sekitar
enam puluh lima tahun. Ketika sang juara bertahan, Junaid Al-Baghdadi memasuki
ring, ia tercengang seperti Raja dan semua penonton yang hadir. Semua memiliki
pikiran yang sama, "Bagaimana mungkin orang tua ini akan mampu melawan dan
menang?".
Orang tua itu berjabat tangan
dengan Imam Junaid dan dengan suara lirih berkata, "Pinjamkan aku telinga
Anda". (Dengarkan kata-kataku) Ia kemudian berbisik, "Aku tahu adalah
tidak mungkin bagiku untuk memenangkan pertarungan ini, aku adalah seorang
Sayyid, keturunan Nabi Muhammad SAW, Anak-anakku sedang
kelaparan di rumah. Apakah Anda siap untuk mengorbankan nama Anda, kehormatan
dan posisi anda untuk cinta pada Nabi Allah dan kehilangan pertarungan ini
kepada ku? Jika Anda melakukan hal ini aku akan dapat mengumpulkan uang
hadiahnya dan dengan demikian memiliki sarana untuk memberi makan anak-anak ku
dan aku sendiri selama satu tahun penuh. Aku akan dapat menyelesaikan
pembayaran semua hutangku dan di atas semuanya, Sayyid/Tuan dari kedua dunia
dan akhirat SAW akan senang/ridla dengan
Anda. Apakah Anda, Wahai Junaid, tidak bersedia mengorbankan kehormatan Anda
demi anak-anak Rasulullah SAW ?"
Junaid Al-Baghdadi berpikir sejenak
dan berkata, "Hari ini, aku memiliki kesempatan yang sangat baik".
Dengan tampilan yang bersemangat
Junaid Al-Baghdadi menunjukkan beberapa manuver, menunjukkan kemahiran
bergulatnya sehingga Raja tidak menduga ada konspirasi apapun. Junaid dengan
kemahiran yang luar biasa, tak mempergunakan kekuatan penuhnya mampu membuat
dirinya sendiri terjatuh, ditindihi orang tua itu dan dengan rendah hati
junaid, memproklamirkan kekalahannya.
sehingga memberikan hak kepada
orang tua itu menang dan meraih hadiahnya.
Malam itu, Junaid Al-Baghdadi
bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW yang mengatakan,
"Duhai Junaid, Anda telah mengorbankan kehormatan Anda, ketenaran anda
yang telah diakui di seantero negeri, nama dan posisi yang digembar-gemborkan
di seluruh penjuru Baghdad bertukar demi ekspresi cinta Anda untuk anak-anak ku
yang kelaparan. Pada hari ini dan abadi untuk seterusnya, nama Anda akan
tercatat dalam daftar Auliya (Kekasih Allah)".
Setelah itu, pegulat besar ini
berhasil belajar untuk mengalahkan nafsu-nya (keinginan) dan menjadi salah satu
Waliyullah paling terkemuka pada masanya!"
Sumber: Dari kitab "Tajalliyat
Al-Jadzab" oleh Syaikh Hakim Muhammad Akhtar.
Oleh: Aly bin Zein
Posting Komentar untuk "Mengorbankan Harga Diri Demi Rasulullah"