Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Ibadah Bagian 4
إن في الليل لساعة لايوافقها عبد مسلم يسأل الله خيرا من أمر الدنيا والأخرة الا أعطاه اياه وذلك كل ليلة
Artinya: “Sesungguhnya di malam hari ada suatu saat dimana tidaklah seorang hamba muslim tepat di waktu itu ia memohon kepada Allah kebaikan urusan dunia dan akhirat, melainkan Allah pasti akan memberikan apa yang dimintanya dan hal itu ada pada setiap malam.” (hr. Muslim).
Disebutkan dalam sebuah Kitab Samawi: ‘Sungguh berdusta orang yang mengaku mencintai-Ku apabila tiba malam hari ia tertidur dari-Ku Bukankah seorang kekasih ingin bersama dengan kekasihnya”
Dalam kesempatan lain. Syekh Ismail bin Ibrahim al-Jabarti ra berkata: “Seluruh kebaikan terkumpul di malam hari.dan tidaklah dinobatkan seorang wali kecuali di malam hari.”
Sayyiduna al-lmam al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus ra berkata: ‘Barangsiapa yang menginginkan kebersihan hati dari Allah, hendaknya ia menangis di keheningan malam.”
Baginda Rasulullah SAW bersabda:
ينزل الله كل ليلة الى السماء الدنيا حين يبقى ثلث اليل الاخير فيقول: هل من داع فأستجيب له , هل من مستغفر فأغفر له , هل من سائل فأعطيه , هل من تائب فأتوب عليه حتى يطلع الفجر.
Artinya: Setiap malam Allah turun ke langit dunia sewaktu sepertiga malam akhir, seraya mengatakan: ‘Apakah ada yang memohon? Maka akan Aku perkenankan baginya. Apakah ada yang meminta ampun? Maka akan Aku ampuni. Apakah ada yang meminta? Maka akan Aku penuhi. Apakah ada yang bertaubat? Maka akan Aku terima taubatnya Ketahuilah bahwa hal ini berlangsung sampai terbitnya fajar.’
Andaikan tidak ada riwayat yang menyebutkan keutamaan bangun malam kecuali hadits ini saja. pastilah sudah cukup. Apalagi jika al-Quran dan as-Sunnah penuh dengan anjuran untuk melaksanakannya.
Sedangkan para ‘Arifin Billah ketika bangun malam mereka memperoleh limpahan rahmat yang istimewa. Mereka merasakan kelembutan di hati mereka akan nikmatnya dekat kepada Allah SWT. kelezatan bermunajat dengan-Nya, bersenang-senang dengan-Nya. dan berkeluh kesah kepada-Nya SWT.
Hingga salah seorang salafunasshalihin berkata: “Andaikan penduduk surga mengalami seperti yang kami alami saat ini, sungguh pastilah mereka dalam kehidupan yang sangat nyaman.”
Diantara mereka juga berkata: “Orang yang gemar bangun malam di malam hari, mereka lebih merasakan kelezatan daripada orang-orang lalai dalam kelalaian mereka.” Ada pula yang berkata: ‘Sejak empat puluh tahun tiada yang membuatku susah kecuali saat terbitnya fajar.”
Kenikmatan ini tidak dapat dirasakan, kecuali setelah melalui berbagai perjuangan pahitnya melawan hawa nafsu saat bangun Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyidina ‘Utbah al-Ghulam
‘Aku bersusah payah bangun malam selama dua puluh tahun, Kemudian aku merasakan kenikmatannya dua puluh tahun berikutnya.’ Jika engkau bertanya apa yang sebaiknya aku baca dalam shalat malamku dan berapa rakaat yang semestinya aku lakukan? Ketahuilah bahwasannya Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak memberikan bacaan khusus dalam shalat malam. Sebaiknya engkau mengikuti al-Quran dari awal. Engkau baca sedikit demi sedikit dalam shalatmu sampai khatam dalam sebulan atau kurang atau lebih sesuai dengan kemampuanmu.
Adapun jumlah rakaatnya yang paling banyak adalah yang telah diriwayatkan dari shalat malamnya Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, yaitu tiga belas rakaat. Juga diriwayatkan, bahwa beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menguranginya menjadi sembilan atau tujuh rakaat. Sedangkan kebanyakan yang diriwayatkan adalah beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam shalat sebanyak sebelas rakaat.
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad
Oleh Habib Ahmad Novel Jindan
Baca Lagi: Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Ibadah Bagian 1
Posting Komentar untuk "Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Ibadah Bagian 4"