Kisah Isra' Mi’raj Nabi Muhammad SAW Bagian 4

Kisah Perjalanan Agung Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Bagian 4

BERTEMU DENGAN PARA NABI


Di perjalanan Nabi SAW beberapa kali berjumpa dengan sekelompok kaum hamba-hamba Allah, mereka berkata, “Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir , Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan.” Maka Jibril berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “jawablah salam mereka.” Maka Nabi SAW menjawab salam mereka. Nabi SAW bertanya, “Siapa mereka wahai jibril?” Jibril menjawab, “mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa.

Di perjalanan Nabi SAW melewati Nabi Musa yang sedang shalat dikuburnya yang terletak di bukit pasir merah (gunung Nebo). Postur tubuhnya adalah tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari suku Syanuah. Dalam shalatnya Nabi Musa berkata dengan suara yang sangat lantang, “Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad).” Maka Nabi Muhammad SAW mengucapkan kepadanya salam,maka Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata, “Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini Ahmad.” Maka musa bekata “selamat datang nabi dari bangsa arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad SAW dengan keberkahan.” Berkata Nabi Musa kepada Nabi Muhammad SAW, “mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu.”

Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Jibril, “Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?”Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran.Nabi bertanya, “terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?”Jibril menjawab, “kepada tuhannya.” Jibril berkata, “sesungguhnya Allah taa’la telah memaklumi ketegasannya.” Kemudian di perjalanan Nabi SAW melalui pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi SAW melihat lampu-lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasul SAW bertanya, “Siapa itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim.” Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril, “Siapa ini wahai Jibril?” “ini adalah putramu Ahmad”, jawab Jibril. Maka Nabi Ibrahim berkata, “selamat datang wahai Nabi dari bangsa arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan risalah tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan tuhanmu malam ini dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan yang paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah.” Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad SAW dengan keberkahan.

Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Maka para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “wahai Rasulullah bagaimana neraka jahanam itu?”, “Seperti bara api yang membara.” Jawab Rasulullah. Kemudian Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan. Kemudian Nabi SAW turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu tersebut sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq di kaitkan dilobang tersebut.

Rasulullah SAW memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong kearahnya. Kemudian Nabi SAW dan Jibril shalat dua rakaat dan tidak mengunggu lama sampai berkumpullah manusia yang sangat banyak. Maka Nabi Muhammad SAW mengenali bahwa mereka itu adalah para nabi, di antara mereka ada yang sedang shalat berdiri, yang ruku’, dan yang sujud. Kemudian seorang mengumandangkan adzan dan iqomah. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah SAW menuntunnya sampai mengedepankannya. Nabi SAW shalat 2 rakaat sebagai imam bersama mereka.

Diriwayatkan dari ka’ab, bahwa Jibril mengumandangkan adzan dan turunlah malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh rasul dan para nabi. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam menjadi imam bagi para rasul, nabi dan malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya, “Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang shalat di belakangmu? Nabi menjawab, “tidak.” Jibril berkata, “mereka adalah seluruh nabi dan rasul yang telah di utus oleh Allah.”

PUJIAN DARI PARA NABI


Diriwayatkan di dalam hadits Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Hakim dan disohihkan Al Imam Al Baihaqi : Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam berjumpa dengan para arwah nabi dan rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, “segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian.”

Nabi Musa ‘alaihis salam memuji kepada Allah,“Segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepadaku secara langsung dan menjadikan kehancuran Fir’aun dan keselamatan Bani Israil karena sebab perjuangan tanganku, dan menjadikan sekelompok dari umatku sebagai petunjuk akan kebenaran dan dengan kebenaran mereka berbuat adil.”

Nabi Daud ‘alaihis salam memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan untukku kerajaan yang agung dan melunakkan besi dan menundukkan untukku gunung-gunung yang bertasbih dan juga burung, dan memberikanku hikmah dan Fashl Al Khithob.”


Nabi Sulaiman ‘alaihis salam memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang menundukkan untukku angin, menundukkan kepadaku syaitan-syaitan, mereka bekerja untukku apa yang aku mau dari membangun gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti kolam dan periuk-periuk yang kokoh, dan mengajariku bahasa burung dan memberikanku segala macam kemuliaan dan menundukkan kepadaku tentara syaitan dan burung,dan memuliakanku dari segala hamba-hamba-Nya yang beriman, dan memberikan kepadaku kerajaan yang agung yang tidak pantas untuk seorangpun setelah aku, dan menjadikan kerajaanku bersih tidak ada hisab dan hukuman.”

Nabi Isa bin Maryam ‘alaihi salam memuji pada Allah, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai Kalimat-Nya (kalimat-Nya, Nabi Isa diciptakan Allah dengan kalimat “Kun Fa Yakun”) sebagai tanda kebesaran-Nya,dan menjadikan perumpaanku seperti nabi Adam, Allah menciptakannya dari tanah dan Allah katakan: “jadilah, maka terjadi (Kun Fa Yakun).” Dan segala puji bagi Allah yang telah mengajarkanku ilmu Al Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil, dan menjadikanku penyembuh penyakit buta dari lahir dan penyakit belang, aku mampu menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Allah mengangkatku, menyucikanku, dan melindungi aku dan ibuku dari syaitan yang terkutuk, maka tidak ada celah bagi syaitan untuk mengganggu kami.”

Setelah itu, setiap nabi dan rasul ‘alaihimus salam memuji kepada Allah dengan pujian yang indah atas anugrah yang Allah khususkan untuk mereka. Kemudian berkata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam, “kalian semua telah memuji Allah, dan aku pun akan memuji Allah atas karunia yang Allah khususkan kepadaku.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam memulainya dengan mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah mengutusku sebagai rahmat untuk alam semesta dan menyeluruh ke seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Menurunkan kepadaku Al Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu. Menjadikan umatku sebaik-baiknya umat yang pernah ada, menjadikan umatku sebagai umat moderat dan menjadikan umatku sebagai golongan awal (yang masuk surga) dan golongan akhir (yang lahir ke muka bumi). Segala puji bagi Allah yang telah melapangkan dadaku, menghapus dariku dosa-dosaku, meninggikan sebutanku, dan yang menjadikanku pembuka dan penutup. Maka berkata Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, ”Dengan semua ini, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam mengungguli kalian wahai para nabi”.

Para nabi dan rasul saling berbicara dan berdiskusi tentang perkara hari kiamat. Merekapun bertanya kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan beliau menjawab, “saya tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” lalu mereka kembali bertanya kepada Nabi Musa, beliau menjawab,”aku tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” Mereka pun bertanya kepada Nabi Isa ‘alaihis salam dan beliau menjawab, ”Adapun waktu terjadinya, sungguh tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan dari apa yang telah sampai kepadaku bahwasanya ketika Dajjal keluar dan aku membawa dua bilah pedang, ketika Dajjal melihatku dia akan meleleh seperti melelehnya timah, dan Allah akan membinasakannya ketika ia melihatku, hingga pada saat itu bebatuan pun akan berkata: ”Wahai muslim di bawahku ada seorang kafir bersembunyi maka kemarilah dan bunuhlah dia, dan Allah akan membinasakan mereka semua. Kemudian kembalilah para manusia ke tempat masing masing. Dan pada saat itu keluarlah Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun berbondong bondong dari tempat-tempat yang tinggi memasuki kota-kota. Tidak mereka datang ke suatu tempat kecuali mereka hancurkan dan bumi hanguskan dan mereka tidak melewati air kecuali mereka meminumnya hingga habis, sehingga seluruh manusia mengadu kepadaku, lalu akupun berdoa kepada Allah atas mereka, maka Allah hancurkan mereka dan binasakan mereka semua, sampai bumi menjadi busuk karena bau bangkai busuk mereka. Kemudian Allah pun turunkan hujan lebat yang membawa bangkai mereka sampai ke laut. Dan dari apa yang sampai kepadaku bahwa jika hal itu semua sudah terjadi maka waktu kedatangan hari kiamat hanya tinggal seperti keluarga yang menunggu perempuan hamil tua, tidak tau kapan mengagetkan mereka dengan kelahirannya di malam atau di siang hari.”

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam merasakan dahaga yang amat sangat. Maka Jibril pun datang dengan gelas berisi arak dan gelas berisi susu, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam memilih susu. Jibril berkata kepadanya, “engkau memilih Fitrah (kesucian), jikalau engkau meminum arak maka umatmu akan menyimpang dan tidak ada yang mengikutimu melainkan sedikit.” Di dalam riwayat yang lain, gelas tersebut ada tiga, yang ketiga di dalamnya berisi air, Jibril berkata padanya, “kalau kau meminumnya maka umatmu akan tenggelam.” Riwayat lain menyebutkan yang ketiga itu berisi madu pengganti dari air.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam melihat di samping kiri Shakhrakh (batu yang di atasnya sekarang dibangun Qubbah Ash-Shokhrakh) bidadari-bidadari surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam memberi salam kepada mereka lalu mereka menjawab salamnya, dan beliau menyapa mereka dan mereka menyambut sapaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shohbihi wa salam.


Posting Komentar untuk "Kisah Isra' Mi’raj Nabi Muhammad SAW Bagian 4"