Pecinta Rasulullah Yang Mengidolakan Siti Fatimah Az-Zahro
Pecinta Rasulullah Yang Mengidolakan Siti Fatimah Az-Zahro |
Thayyibah belajar dengan sungguh-sungguh semua ajaran Rasulullah, kepribadian Rasulullah, kepribadian Sayyidatunaa Fatimatuzzahro
RA, kebiasaan para Salafus Shalih dan ia benar-benar damai dan menemukan yang ia
cari. Hingga suatu ketika ada seorang santri putra di pondok Habib Umar, Amin
namanya, seorang mualaf dari Inggris menyampaikan keinginan kepada Habib Umar
ingin menikah, dia mencari yang sama-sama orang Inggris, karena dia berkeinginan
kelak ingin berdakwah bersama istrinya kembali ke negerinya Inggris.
Mengetahui hal itu Hubabah Nur menawarkan seorang Amin kepada Thayyibah. Mendengar itu Thayyibah menyatakan akan beristikharah dan
mengharap Hubabah Nur juga melakukan istikharah untuknya sebelum mengambil
keputusan.
Pada suatu saat perjumpaan Thayyibah dengan Hubabah Nur, dia tanyakan perihal istikharah Hubabah. Hubabah menjawab belum melakukan
istikharah dan lupa karena kesibukan yang sangat di pesantren. Thayyibah
menyatakan ke Hubabah:
"Tidak apa-apa karena saya sudah istikharah tadi malam Rasulullah mendatangi saya dan beliau menyatakan: Amin adalah hadiah dariku
untukmu"
Maa syaa Allah...!
Seorang Thayyibah mendapat kehormatan dijumpai oleh Rasulullah dengan menyampaikan sebuah kabar gembira untuknya. Subhanallaah
Walhamdulillaah Wa Laa Ilaaha illallaah. Batin siapa yang tidak tergetar oleh
cerita ini?
Menjelang pernikahan, Hubabah meminta kepada sejumlah orang untuk mengantar Thayyibah membeli perlengkapan untuk persiapan pernikahannya.
Diantarlah Thayyibah ke kota Seiwun, ke sebuah toko untuk membeli baju-baju dan
perlengkapan makeup dan lain-lain. Selama berjam-jam dua berputar keliling toko, ternyata Thayyibah hanya membeli 1 baju, oleh para pengantarnya ditanya, mengapa hanya 1
baju.
Dia menjawab: "Aku masih punya 1 baju yang cukup bagus di rumah yang bisa aku pakai. Sayyidatina Fatimatuzzahro hanya mempunyai
2 baju menjelang pernikahannya. Aku takut membeli lebih sedangkan Sayyidatina
Fatimatuzzahro hanya mempunyai 2 baju, bagaimana aku di hadapannya kelak? "
Maa syaa Allah🌹
Oleh pengantarnya Thayyibah juga diingatkan untuk membeli makeup dan yang bisa ia gunakan nanti di hadapan suaminya tapi apa jawabannya?
"Itu adalah aib yang tak pantas untuk di bicarakan, itu masalah suami istri dan orang lain tidak perlu tahu "
Ketika orang-orang akan mendandani dia dengan aneka make-up dengan hormat dia menolak dan mengatakan:
"Sayyidatina Fatimah Az-zahro hanyak merapikan
rambutnya dan memakai celak pada hari pernikahannya, dan aku mau yang seperti
itu".
Maa syaa Allah...!
Ketika dia ingin memohon bantuan orang untuk mengencangkan resleting baju belakangnya, ia meminta orang yang ada di kamarnya untuk keluar
sejenak, karena dia malu. Malu adalah tanda sifat wanita beriman, dan meminta 1
orang saja dengan mematikan lampu hingga tak tampak auratnya.
Dan siaplah seorang Thayyibah dengan dandanan yang sangat sederhana, hanya merapikan rambut, memakai hijab syar'i dan memakai celak
saja, keluar dari kamarnya, tapi apa yang terjadi?
Semua orang mengucapkan: Subhanallah, Maha Suci Allah yang Maha Mengindahkan seorang hamba, yang Maha mencantikkan seorang hamba, dengan
dandanan yang sederhana, wajah Thayyibah begitu bersinar, memancarkan cahaya
ilahi, bagai bidadari turun dari langit, sangat cantik jauh lebih cantik dari
biasanya.
Keesokan harinya Hubabah Nur meminta seseorang untuk mengantar sarapan ke rumah mereka, sesampainya di sana, diketuk-ketuk pintu tidak ada
jawaban, hingga kembalilah ia, hingga siang hari Hubabah meminta kembali diantarkan makanan untuk mereka, diketuk-ketuk belum juga ada jawaban.
Dan ketika akan kembali pengantar makanan tadi melihat pasangan ini sedang berjalan menuju rumahnya.
"Aku mengantarkan apa yang diminta Hubabah untuk kalian tetapi dari tadi aku ketuk pintu rumah mu tidak ada jawaban".
" Kami baru saja berziarah ke zanbal, tempat di mana dimakamkan begitu banyak Auliya Allah "
Dan mereka kesana dengan jalan kaki pada panas yang terik, yang jika di hitung sama dengan 10 menit berkendaraan mobil.
Sepasang pengantin baru berjalan di panas terik menuju tempat para Auliya Allah dimakamkan, untuk bertawasul kepada mereka semua.
Bisakah kita bayangkan yang seperti itu? Apakah kita merasa begitu mulia? Lebih
mulia dari seorang Thayyibah hanya karena ada darah dzurriyat Rasullullah dalam
tubuh kita?
Benarkah kita begitu mencintai Allah Rabbul Jalal? Benarkah kita begitu mencintai kekasih Allah Sayyidina Rasulillah SAW dan menjadikan
Beliau SAW satu-satunya panutan bagi kita? Sayyidatina Fatimatuzzahro dan
Sayyidina Ali panutan kita? Hanya diri kita masing-masing yang tahu jawabannya.
Posting Komentar untuk "Pecinta Rasulullah Yang Mengidolakan Siti Fatimah Az-Zahro"