Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Amalan Hari Asyuro / 10 Muharram Yang Dianjurkan Karena Pahalanya Besar

Amalan Hari Asyuro / 10 Muharram Yang Dianjurkan

Pada Hari Asyuro sangat dianjurkan untuk melakukan puasa sunnah, selain itu ada juga amalan-amalan sunnah lainnya yang dapat kita laksanakan. Berikut amalan-amalan yang dapat dilakukan pada hari asyuro' atau tanggal 10 Muharram.

AMALAN PADA MALAM ASYURO

Shalat 2 raka'at atau 100 raka'at, bacaan tiap raka'at setelah Surah Al-Fatihah Al-Ikhlas 3x.

Niatnya:
"Aku niat shalat malam Asyura 2 raka'at sunnah karena Allah Ta'ala."

Setelah shalat membaca Tasbih 70x, Shalawat 70x, Ayat Kursi 360x beserta Basmalah.

Fadilahnya:
  • Akan diberi kenikmatan ketika matinya.
  • Kehidupannya menjadi berkah.
  • Diberi pahala ibadah penduduk 7 lapis langit.

12 AMALAN PADA SIANG HARINYA

1. Puasa

Fadilahnya:
  • Diberi pahala 10 ribu ibadah Malaikat
  • 10 ribu pahala orang yang mati syahid
  • 10 ribu pahala ibadah haji dan umrah
  • Dihapus dosa setahun yang telah lampau
  • Diberi pahala puasa setahun
  • Dihapus dosa 60 tahun
  • Dan ditulis ibadah 60 tahun siangnya berpuasa malamnya beribadah.
Disunnahkan puasanya dari tanggal 9 - 10 atau 10 - 11
Karena orang Yahudi pun suka berpuasa di hari Asyuro. Tetapi Imam Syafi'i membolehkan berpuasa pada hari Asyuro atau tanggal 10 Muharram saja. 

Diriwayatkan dari Abu Qatadah Al-Anshari, ia berkata :

ﻭَﺳُﺌِﻞَ ﻋَﻦْ ﺻَﻮْﻡِ ﻳَﻮْﻡِ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳُﻜَﻔِّﺮُ ﺍﻟﺴَّﻨَﺔَ ﺍﻟْﻤَﺎﺿِﻴَﺔَ

Nabi SAW ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” [HR. Muslim]

Bulan ini sebagian masyarakat menyebutnya bulan Syura. Nama Asyura sendiri adalah nama hari kesepuluh dari bulan muharram namun karena keistimewaannya masyarakat menyebutnya sebagai nama bulan.

Bulan muharram adalah bulan mulia, terlebih pada tanggal 10 nya yang dikenal dengan Asyura, bagaimana tidak, puasa sehari setara setahun dalam melebur dosa seseorang sebagaimana hadits di atas. Dosa yang dimaksud di sini diterangkan oleh Imam Nawawi, Beliau berkata :

ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺮَﺍﺩُ ﺑِﺎﻟﺬُّﻧُﻮﺏِ ﺍﻟﺼَّﻐَﺎﺋِﺮُ ، ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺍﻟﺼَّﻐَﺎﺋِﺮُ ﻳُﺮْﺟَﻰ ﺗَﺨْﻔِﻴﻒُ ﺍﻟْﻜَﺒَﺎﺋِﺮِ ، ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻓِﻌَﺖْ ﺍﻟﺪَّﺭَﺟَﺎﺕُ

Para ulama berpendapat bahwa dosa yang dimaksud di sini adalah dosa kecil, Jika orangnya tidak memiliki dosa kecil maka diharapkan bisa meringankan dosa besar dan jika orang tersebut tidak memiliki dosa besar maka pahala puasa asyuranya dapat mengangkat derajatnya. (Tuhfatul Ahwadzi)

Puasa Asyura bukanlah hal baru sebab orang yahudi jauh sebelumnya sudah melakukan puasa asyura tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: “Rasulullah SAW mendatangi kota Madinah, lalu beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa di hari ‘Asyura. Maka beliau bertanya kepada mereka, “Hari apakah ini, hingga kalian berpuasa?” mereka menjawab :

ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻡٌ ﻋَﻈِﻴﻢٌ ﺃَﻧْﺠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓِﻴﻪِ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻭَﻗَﻮْﻣَﻪُ ﻭَﻏَﺮَّﻕَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﻭَﻗَﻮْﻣَﻪُ ﻓَﺼَﺎﻣَﻪُ ﻣُﻮﺳَﻰ ﺷُﻜْﺮًﺍ ﻓَﻨَﺤْﻦُ ﻧَﺼُﻮﻣُﻪُ

“Hari ini adalah hari yang agung, hari ketika Allah memenangkan Musa dan Kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun serta kaumnya. Karena itu, Musa puasa setiap hari itu untuk menyatakan syukur, maka kami pun melakukannya".
Maka Rasulullah SAW bersabda:

ﻓَﻨَﺤْﻦُ ﺃَﺣَﻖُّ ﻭَﺃَﻭْﻟَﻰ ﺑِﻤُﻮﺳَﻰ ﻣِﻨْﻜُﻢْ

“Kami lebih berhak dan lebih pantas untuk memuliakan Musa dari pada kalian.”
Ibnu Abbas RA kemudian berkata:

ﻓَﺼَﺎﻣَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺼِﻴَﺎﻣِﻪِ

kemudian beliau pun berpuasa dan memerintahkan berpuasa pada hari itu. [HR Bukhari Muslim]

Perintah puasa ini sampai kepada para sahabat saat itu dan ada beberapa orang diantaranya yang berkata:

ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﻳَﻮْﻡٌ ﺗُﻌَﻈِّﻤُﻪُ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ .

“Wahai Rasulullah, hari asyura itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani”.
Lantas Rasul SAW mengatakan,

ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞُ – ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ – ﺻُﻤْﻨَﺎ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟﺘَّﺎﺳِﻊَ

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan (tasu’a).”
Namun perawi hadits ini, Ibnu Abbas menceritakan :

ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺍﻟْﻌَﺎﻡُ ﺍﻟْﻤُﻘْﺒِﻞُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗُﻮُﻓِّﻰَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ -.

“Belum sampai (Tasu’a) tahun depan, Nabi SAW wafat.” [HR Muslim]

Dipahami dari hadits shahih tersebut bahwa tujuan puasa pada hari ke sembilan (tasu’a) adalah untuk membedai puasanya orang yahudi. Jika demikian maka puasa asyura juga bisa dilaksanakan dengan hari setelahnya (Tanggal sebelas). Rasul SAW :

ﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻭَﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﺻُﻮﻣُﻮﺍ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﺃَﻭْ ﺑَﻌْﺪَﻩُ ﻳَﻮْﻣًﺎ

Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi dalam berpuasa asyura. (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. [HR Ahmad]

Maka dari itu lebih baiknya berpuasa selama tiga hari, Sayyed Bakri mengatakan:

ﺃﻥ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻧﺺ ﻓﻲ ﺍﻷﻡ ﻭﺍﻹﻣﻼﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺻﻮﻡ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ

Imam syafi’i dalam kitab Al-Umm dan Al-Imla’ menyatakan bahwa sunnah berpuasa tiga hari yakni Tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. [I’anatut Thalibin].

Hikmah lain dari puasa tasu’a adalah bertujuan ihtiyath (berhati-hati) atau anstipasi kesalahan dalam hitungan awal bulan sehingga boleh jadi tanggal 9 menurut kita ternyata sebenarnya adalah tanggal 10 [I’anatut Thalibin].

Secara dhahir, dipahami dari anjuran berpuasa pada hari sebelum atau sesudah asyura adalah hukum makruh jika berpuasa hanya pada asyura’ saja dikarenakan menyamai cara berpuasa orang yahudi. Namun hal ini tidaklah demikian karena Imam Syafi’i dalam Kitab Al-Umm mengatakan: La Ba’s Bi ifradih (tidak apa-apa berpuasa hanya pada asyura saja). [I’anatut Thalibin].

Meskipun Rasul SAW memerintahkan dengan kata “Amara” hal ini tidak berarti bahwa puasa asyura adalah wajib. Mengapa? Karena Sayyidah Asiyah berkata:

ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻮْﻡُ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﺗَﺼُﻮﻣُﻪُ ﻗُﺮَﻳْﺶٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺼُﻮﻣُﻪُ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﺪِﻡَ ﺍﻟْﻤَﺪِﻳﻨَﺔَ ﺻَﺎﻣَﻪُ ﻭَﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺼِﻴَﺎﻣِﻪِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻓُﺮِﺽَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺗَﺮَﻙَ ﻳَﻮْﻡَ ﻋَﺎﺷُﻮﺭَﺍﺀَ ﻓَﻤَﻦْ ﺷَﺎﺀَ ﺻَﺎﻣَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﺷَﺎﺀَ ﺗَﺮَﻛَﻪُ

“Dahulu orang Quraisy berpuasa Asyura pada masa jahiliyyah dan Nabi SAW-pun berpuasa Asyura pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau hijrah ke Madinah, beliau tetap puasa ‘Asyura dan memerintahkan orang-orang di sana untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadlan telah diwajibkan, beliau meninggalkan puasa hari asyura (dan beliau bersabda): “Barang siapa berkehendak maka silahkan berpuasa, dan barang siapa berkehendak maka silahkan tidak puasa”. [HR Bukhari]

Lebih jelas lagi, terdapat riwayat dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata: Al-Asy`ats bin Qais datang menjumpai Abdullah, ketika ia sedang makan siang, ia (Abdullah) berkata: Wahai Aba Muhammad, mari kita makan siang. Ia (Asy`ats) berkata: Bukankah hari ini adalah hari Asyura’? Ia (Abdullah) bertanya: Apakah engkau mengetahui apa hari Asyura’ itu? Ia (Asy`ats) menjawab: Hari apa itu?. Kemudian ia (Abdullah) menjelaskan:

ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﻳَﻮْﻡٌ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺼُﻮﻣُﻪُ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﺰِﻝَ ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺰَﻝَ ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺗُﺮِﻙَ

Hari itu adalah hari yang dahulu Rasulullah SAW selalu berpuasa sebelum diwajibkan puasa bulan Ramadan dan ketika puasa bulan Ramadlan diwajibkan, puasa hari Asyura’ itu ditinggalkan. [HR. Muslim]

2. Shalat 4 raka'at 1x salam, Bacaan tiap raka'at surah Al-Ikhlas 50x.

Shalatnya bisa digabungkan dengan shalat dluha.

Niatnya:
"Aku niat shalat dluha dan hari Asyura 4 raka'at sunnah karena Allah Ta'ala."

Fadilahnya:
  • Dihapus dosa 50 tahun yang telah lampau, 50 tahun yang kemudian dan dibangun di alam arwah seribu istana terbuat dari cahaya.

3. Silaturrahim.

Fadilahnya:
  • Panjang umur dan diluaskan rezekinya.

4. Mengunjungi alim ulama baik yang masih hidup atau sudah wafat.

Fadilahnya:
  • Diberi pahala ibadah 70 tahun.

5. Menengok Orang Sakit

Fadilahnya:
  • Seakan-akan menengok seluruh keturunan Nabi Adam as.

6. Memakai Celak Mata

Fadilahnya:
Selama setahun dijaga dari penyakit mata.

7. Mengusap Kepala Anak Yatim

Fadilahnya:
  • setiap 1 helai rambut 1 derajat di surga.
Sumber: Manaahiij al-Imdaad I/521- Fath al-Baari XI/151- Al-Fataawaa al-Haditsiyyah Li Ibni Hajar I/43- Marqaah al-Mafaatiih Syarh Misykaah al-Mashaabiih XIV/263

"Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim pada tanggal 10 muharram, Allah mengangkat derajatnya dengan setiap rambut yang diusap
Manaahiij al-Imdaad I/521

وورد في فضل مسح رأس اليتيم حديث أخرجه احمد والطبراني عن أبي امامة بلفظ من مسح رأس يتيم لا يمسحه الا لله كان له بكل شعرة تمر يده عليها حسنة وسنده ضعيف ولأحمد من حديث أبي هريرة ان رجلا شكى إلى النبي صلى الله عليه و سلم قسوة قلبه فقال اطعم المسكين وامسح رأس اليتيم وسنده حسن

Dan telah datang penjelasan hadits-hadits mengenai keutamaan mengusap kepala anak yatim yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Thabrany dari riwayat Abu Umamah dengan pernyataan “Barangsiapa mengusap kepala anak yatim yang semata-mata karena Allah disetiap rambut yang ia usap, Allah berikan kebaikan” (sanadnya dla'if)

Juga hadits dari riwayat Abu Hurairah “Sesungguhnya seorang lelaki mengadu pada Nabi SAW tentang kerasnya hatinya, Nabi bersabda: ‘Berikan makanan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim” (HR. Ahmad, sanadnya Hasan)
Fath al-Baari XI/151

Arti Mengusap Kepala Anak Yatim

Menurut Ibn Hajar al-Haytamy, maksud mashu ra’sil yatiim (mengusap kepala anak yatim) di atas adalah makna hakiki (arti sebenarnya)

والمراد من المسح في الحديث الثاني حقيقته كما بينه آخر الحديث وهو ( من مسح رأس يتيم لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة تمر عليها يده عشر حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو في الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه ) .

وخص الرأس بذلك لأن في المسح عليه تعظيماً لصاحبه وشفقة عليه ومحبة له وجبراً لخاطره ، وهذه كلها مع اليتيم تقتضي هذا الثوب الجزيل ، وأما جعل ذلك كناية عن الإحسان فهو غير محتاج إليه لأن ثواب الإحسان الذي هو أعلى وأجلّ قد ذكر بعده وأين القرب منه (صلى الله عليه وسلم) في الجنة حتى يكونا كالأصبعين من إعطاء حسنات بعدد شعر الرأس ، فشتان ما بينهما إذ الأول أكمل وأعظم وعلى التنزل وأنه أريد بذلك الكناية المذكورة فيكون قوله ( كان له ) إلخ كناية عن عظيم الجزاء ، وأنه لعظمته لو وجد في الخارج لكان أكثر من عدد شعر الرأس بكثير ، فيكون التجوّز والكناية في الطرفين طرف الفعل وطرف الجزاء عليه والكناية وإن كانت أبلغ من الحقيقة إلا أن محل الحمل عليها حيث لم يمنع منها مانع ، وقد علمت أن آخر الحديث يعين الحمل على الحقيقة لإفادته أن ما بعده يكون تأسيساً ، وهو خير من التأكيد اللازم للحمل على الكناية فافهم ذلك وتأمله . ثم رأيت أحاديث صريحة بأن المراد بالمسح حقيقته .

Yang dimaksud dengan mengusap dalam hadits kedua di atas adalah arti sebenarnya seperti dijelaskan pada hadits lain “Barang siapa yang mengusap kepala anak yatim yang semata-mata karena Allah disetiap rambut yang ia usap, Allah berikan sepuluh kebaikan, dan barang siapa memperbaiki anak yatim perempuan atau laki-laki yang ada didekatnya niscaya aku dan dia disurga bersanding seperti ini (Dan Nabi menggandengkan antara jemarinya)”

Kepala menjadi hal yang istimewa untuk disebutkan dalam hadits-hadits di atas karena mengusap kepala mengandung pengertian adanya kasih sayang, rasa cinta dan mengayomi akan kebutuhan yang diusap, dan kesemuanya bila dilakukan pada anak yatim berhak mendapatkan pahala yang agung.

Sedang mengartikan ‘mengusap’ dalam hadits di atas dengan arti kinayah (sindiran-bukan sebenarnya) dalam pengertian ‘berbuat baik’ tidaklah dibutuhkan…. dst
Al-Fataawaa al-Haditsiyyah Li Ibni Hajar I/43

Namun menurut Imam At-Toyyi dalam kitab Marqaah al-Mafaatiih Imam al-Malaa Ali al-Qaariy al-Hanafy yang dimaksud kata ‘mengusap’ pada hadits di atas adalah arti kinayah dari memberikan kasih sayang serta berbuat penuh kelembutan dan cinta kasih pada mereka .

وعن أبي أمامة أي الباهلي قال قال رسول الله من مسح رأس يتيم وكذا حكم اليتيمة بل هي الأولى بالحنية لضعفها ثم التنكير يفيد العموم فيشمل القريب والأجنبي يكون عنده أو عند غيره لم يمسحه حال من فاعل مسح أي والحال أنه لم يمسح رأس اليتيم إلا لله أي لا لغرض سواه كان له أي للماسح بكل شعرة بسكون العين ويفتح أي بكل واحدة من شعر رأسه يمر بالتذكير ويؤنث من المرور أي يأتي عليها وكذا حكم محاذيها يده وفي نسخة من الإمرار ففاعله ضمير الماسح ويده مفعوله حسنات بالرفع على اسم كان والظاهر أن الحسنات مختلفة كمية وكيفية باعتبار تحسين النيات قال الطيبي مسح رأس اليتيم كناية عن الشفقة والتلطف إليه ولما لم تكن الكناية منافية لإرادة الحقيقة لإمكان الجمع بينهما كما تقول فلان طويل النجاد وتريد طول قامته مع طول علاقة سيفه رتب عليه قوله بكل شعرة يمر عليه يده ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم قيل أو للتنويع وقدم اليتيمة لأنها أحوج والظاهر أنه شك من أحد الرواة وقع في غير محله لأن حكم اليتيم قد علم مما سبق ففي هذه الفقرة جير اليتيمة باللطف اللهم إلا أن يخص الإحسان بالأنعام والإنفاق ونحوهما مما يغاير معنى مطلق الإحسان الشامل للمسح

Marqaah al-Mafaatiih Syarh Misykaah al-Mashaabiikh XIV/ 263

8. Bersedekah.

Fadilahnya:
  • Sama dengan pahala sedekah setahun.
  •  Permohonannya dikabulkan.
  • Bila memberi makan, maka seakan-akan ia telah memberi makan seluruh umat Nabi Muhammad hingga kenyang.
  • Bila memberi minum, maka di hari kiamat tidak akan merasa haus selamanya dan seakan-akan ia tidak bermaksiat sekejap matapun.

9. Mandi dan Meminumnya

Fadilahnya:
  • Selama setahun tidak akan sakit, kecuali sakit menjelang kematian.
Disebutkan dalam kitab:
المجالس لابن الجوزي ص: ٧٣
اَلْفَائِدَةُ اْلأُوْلَى: يَنْبَغِيْ أَنْ تَغْسِلَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَقَدْ ذُكِرَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَخْرِقُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ زَمْزَمَ إِلىَ سَائِرِ الْمِيَاهِ، فَمَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَئِذٍ أَمِنَ مِنَ الْمَرَضِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ، وَهَذَا لَيْسَ بِحَدِيْثٍ، بَلْ يُرْوَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ.

Dianjurkan Mandi pada hari Asyuro. Telah disebutkan bahwa Allah SWT. membedah komunikasi air Zamzam dengan seluruh air pada malam Asyuro’. Karena itu, siapa yang mandi pada hari tersebut, maka akan amankan dari penyakit selama setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari sayyidina Ali bin Abi Thalib KW.

Ada rahasia di malam Asyura yang perlu kiranya kita ketahui, ini alasan mengapa dianjurkan mandi dan minum di malam harinya. Di malam Asyura, Malaikat turun ke bumi untuk mengubah semua air dunia menjadi memiliki keutamaan sebagaimana zam-zam. Sehingga siapapun yang mandi di malamnya insya Allah akan disembuhkan dari berbagai macam penyakit sepanjang tahun hingga tiba di hari Asyura tahun berikutnya. Dan bagi yang meminumnya seperti minum zam-zam yang di dalamnya terdapat molekul-molekul hidup yang berfungsi sesuai dengan niat peminumnya. Seperti di dalam hadist shahih  Nabi SAW bersabda:
" ماء زمزم لما شرب له "

 (Air zam-zam itu sesuai apa yang dimaksudkan dalam meminumnya ) Jika diniatkan sebagai obat niscaya akan menjadi obat dan insya Allah akan disembuhkan.

Ketika mandi atau meminumnya niatkanlah semoga diampuni dosa-dosanya, juga orang tuanya, dipanjangkan umurnya dalam ketaatan kepada Allah, disembuhkan semua penyakitnya, dijauhkan dari marabahaya dan musibah dan kebutuhan lainnya karena Allah dzat yang mengabulkan segala kebutuhan mahluk-Nya.

Doa ketika minum air, agar air tersebut menjadi seperti air zam-zam dari Hubabah Ummu Salim (Istri Habib Umar bin Hafidz):

يا ماء ماء زمزم يقرؤك السلام

(Yā māu māu zam zam yuqriukassalām).

10. Menggembirakan Keluarga

Fadilahnya:
  • Allah akan memperluas rezekinya selama setahun penuh.

11. Memotong Kuku

Ada 5 kesucian (fitrah):
1. Mencukur bulu kemaluan
2. Khitan
3. Mencukur kumis
4. Mencabut bulu ketiak
5. Memotong kuku.

12. Membaca Surat Al-Ikhlas 1000x

Fadilahnya:
  • Ketika sakaratul maut akan diperlihatkan tempat duduknya di surga atau diperlihatkan kenikmatan-kenikmatan surga.
Disebutkan oleh Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Najah was Surur Fi Ad'iyyati Tasyrahus Shudur:

فِى يوْمِ عَاشُوْرَاءَ عَشْرٌ تَتَّصِلْ * بِهَا اثْنَتَانِ وَلهَاَ فَضْلٌ نُقِلْ
صُمْ صَلِّ صَلْ زُرْ عَالمِاً عُدْ وَاكْتَحِلْ * رَأْسُ الْيَتِيْمِ امْسَحْ تَصَدَّقْ وَاغْتَسِلْ
وَسِّعْ عَلَى اْلعِيَالِ قَلِّمْ ظُفْرَا * وَسُوْرَةَ الْاِخْلاَصِ قُلْ اَلْفَ تَصِلْ

Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, shalatlah (sebaiknya shalat Tasbih), sambung silaturrahim, ziarah orang alim (yang hidup atau yg sdh wafat), menjenguk orang sakit dan memakai celak mata. Usaplah kepala anak yatim (menyantuni), bershadaqah dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali.

Doa-Doa Yang Dianjurkan Ketika Hari Asyura

diantaranya adalah:

حَسْبِيَ الله وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Disebutkan oleh beberapa ulama diantaranya al-'Allamah Dairabi , Sayyid Muhammad al-Amirus, al-'Allamah Syekh Ajhuri:

Barang siapa yang membaca doa di atas sebanyak 70x pada hari Asyura dan kemudian dilanjutkan membaca doa di bawah ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آِلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ. سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَامَلْجَأَ وَلَامَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ. سُبْحَانَ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ كُلِّهَا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَلَاحَوْلَا وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ حَسْبِيْ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ، نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرَ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ أَجْمَعِيْنَ.

sebanyak 7x , maka Allah akan menjaganya dari kejelekan pada tahun itu, dan insyaa Allah tidak akan meninggal di tahun itu. Adapun orang yang sudah dekat ajalnya tidak akan diberi taufiq oleh Allah untuk membaca doa tersebut.


Sumber: Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur karya Syeikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al Quds (wafat tahun 1363 H) halaman 20 s/d 24 dan 42 s/d 46

وَمِنَ الْمَطْلُوْبِ فِيْ يَوْمِهِ أَيْضًا: أَنْ يُشْغِلَهُ بِالتَّضَرُّعِ وَالْإِبْتِهَالِ، سِيَّمَا بِالْحَسْبَلَةِ وَالتَّسْبِيْحِ الْآتِيْ لَفْظُهُمَا؛ فَإِنَّ فِيْهِمَا فَائِدَةً عَظِيْمَةً، وَعَائِدَةً فَخِيْمَةً

Di antara yang dianjurkan pada hari Asyura adalah agar menyibukkan diri dengan merendahkan diri dan memohon sungguh-sungguh (kepada Allah),  apalagi dengan membaca HASBALAH dan TASBIH berikut ini, karena di dalam keduanya ada faidah yang agung dan kemanfaatan yang besar.

فَقَدْ ذَكَرَ الْعَلَّامَةُ الدَّيْرَبِيُّ فِيْ فَوَائِدِهِ، وَسَيِّدِيْ مُحَمَّدْ اَلْأَمِيْرُ الصَّغِيْرُ فِيْ رِسَالَتِهِ فِي الْفَضَائِلِ الْعَاشُوْرِيَّةِ، نَقْلًا عَنِ الْعَلَّامَةِ الْأَجْهُوْرِيِّ

Al Allamah Imam Ad Dairabi berkata dalam Fawa`idnya, dan Sayyidii Muhammad Al Amir Ash Shagier dalam risalahnya, al-fadha`il al ‘Asyuriyyah, mengutip dari al Allamah al Ajhuri:

أَنَّ مَنْ قَالَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ،نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ . سَبْعِيْنَ مَرَّةً كَفَاهُ اللهُ تَعَالَى شَرَّ ذَلِكَ الْعَامِ

Barang siapa pada hari Asyura membaca:

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ،نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ .
Allah yang mencukupi kami, dan Dialah sebaik-baik Yang mengurusi, sebaik-baik Pemimpin dan sebaik-baik Penolong

Dibaca 70 kali, in syaa Allah mencegah dia dari keburukan tahun tersebut

Disebutkan dalam kitab “Fathul Baari”:
Sumber: Kitab Kanzunnajah Wassuruur Fil Ad’iyah Allatii Tasyrahushshuduur karya Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Al Quds (wafat tahun 1363 H) halaman 20 s/d 24 dan 42 s/d 46

وَقَالَ فِيْ فَتْحِ الْبَارِيْ: كَلِمَاتٌ مَنْ قَالَهَا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ وَهِيَ:

Dan berkata dalam Fathul Baari:
Ada beberapa kalimat yang barang siapa membacanya di hari Asyura maka hatinya tidak akan mati, yaitu:

سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَي الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ
وَالْحَمْدُ لِلهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ
وَاللهُ أَكْبَرُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ
لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ
سُبْحَانَ الله ِعَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
وَالْحَمْدُ لِلهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
وَاللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا
أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ كُلِّهَا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَلَاحَوْلَا وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ أَجْمَعِيْنَ.

Dan juga dianjurkan untuk membaca doa ini:

اَلَّلهُمَّ يَا مُفَرِّجَ كُلِّ كَرْبٍ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا مُفَرِّجَ ذِى النُّوْنِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَاجَامِعَ شَمْلِ يَعْقُوْبَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَاغَافِرَ ذَنْبِ دَاوُدَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَاكَاشِفَ ضُرِّ أَيُّوْبَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا سَامِعَ دَعْوَةَ مُوْسَى وَهَارُوْنَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا خَالِقَ رُوْحَ مُحَمَّدٍ حَبِيْبِكَ وَمُصْطَفَاكَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَيَا رَحْمنَ الدُّنْيَا وَ الْآخِرَةِ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ وَاقْضِ حَاجَتِيْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَأَطِلْ عُمْرِيْ فِي طًاعَتِكَ وَمَحَبَّتِكَ وَرِضَاكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَأَحْيِنِيْ حَيَاةً طَيِّبَةً، وَتَوَفَّنِيْ عَلَى الْإِسْلَامِ وَالْإِيْمَانِ، يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ

والله اعلم بالصواب .

Referensi kitab-kitab:
١. احياء علوم الدين
٢. الغنية
٣. كنز النجاح والسرور
٤. خزينة الأسرار
٥. تنبيه الغافلين
٦. ارشاد العباد
٧. اعانة الطالبين
٨. الفوائد المختارة
٩. مناهيج الامداد
١٠. نهاية الزين

Semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Baca Juga: Pesta Agung, Bagian Cerita Dari Bidadari Bumi

Posting Komentar untuk "Amalan Hari Asyuro / 10 Muharram Yang Dianjurkan Karena Pahalanya Besar"