Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hikmah Mengenang dan Menghafal Kata Mutiara Seorang Wali

Hikmah yang terkandung dalam menghafal Maqalah atau kalam waliyyullah ada sirrul Asrar (rahasia-rahasia yang baik) dari Allah yang sangat agung.

قال سماحة الإمام الحافظ المسند القطب الدكتور الحبيب عبدالله بن عبد القادر بلفقيه رضي اللَّه تعالى عنهم آمين : " حِفْظُ كَلَامِ الأَوْلِيَاءِ فِيْهِ أَسْرَارٌ (مقالة)

Berkata Samahatul Imam Al-Hafihh Al-Musnid Al-Quthub Al-Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih Radhiyallahu Ta'ala anhu: "Menghafal kalam-kalam Auliya' (Waliyyullah) didalamnya ada sir Asrar (rahasia-rahasia) yang sangat agung".

وقال أيضاً :" إِسْتَعِدُّوا بِالسّرَاجِ وَأَنَا أُسْرِجُهُ " (مقالة).

Beliau yang mulia Samahatul Imam juga berkata kepada murid-muridnya: "Bersiap-siaplah kalian dengan lampu hafalan, dan saya yang akan menyalakannya", Maksudnya jika kita menghafal ilmu-ilmu dari beliau, lalu kita pelajari dan diajarkan lalu diamalkan, maka ilmu tersebut akan selalu dinyalakan oleh beliau Radhiyallahu Ta'ala anhu aamiin.

Samahatul Imam Prof. DR. Al-Hafidh Al-Musnid Al-Quthub Al-Habib Abdullah Bin Abdul Qadir Bilfaqih RA. berkata:

Landasan yang paling ampuh dan sangat kuatt adalah rasa iman kepada Allah SWT dan kepada Rasulullah SAW (Al'Urwatul Wutsqa)”.

Yang disebut wali (alaa inna awliyaa-Allaahi laa khaufun 'Alayhim walaa hum yahzanuun) adalah seseorang yang beriman dengan penuh keyakinan dan bertaqwa kepada Allah SWT. dengan sebenar-benarnya taqwa.

"Jadilah orang yang shaleh, karena orang-orang yang shaleh itu akan bahagia di dunia dan di akhirat. Dan jadilah orang yang benar, jangan menjadi orang yang hanya pintar di mulut, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar (Asshiddiiqun)".

"Ilmu itu membutuhkan amal, sedangkan amal membutuhkan keikhlasan dan keikhlasan tersebut membutuhkan cahaya (Nurun Min Nuurillah)".

"Bukan dinamakan hidup bagi seseorang yang tidak mengenal Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sebenarnya, serta tidak pula mengenal ajarannya secara kaffah (menyeluruh), jangan setengah-setengah)".

"Ilmu tidak akan berguna bagi murid pembohong. Maksudnya gemar membohongi Allah SWT, Rasul-Nya SAW, membohongi gurunya bahkan dirinya sendiri".

"Bukanlah dinamakan hidup, bagi seseorang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan".

"Sebarkanlah ajaran agama Islam, di manapun engkau berada berdasarkan ilmu yang didapat dari para guru, yang bersambung dengan Rasulullah SAW (bukan sekedar mengutip pendapat orang lain, tanpa diselidiki kebenarannya dan dari mana sumbernya)".

"Yang diperlukan manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia, adalah ketenangan bathin, dan ketenangan bathin itu baru dapat diraih hanya melalui dzikir. Karenanya dekatilah ahli dzikir dan bergabunglah dengan Majlis dzikir".

"Bagaimana kalian akan mendapat ridla Allah, sementara sebagian kalian telah mencaci maki ayah ibu rasulullah, para shahabat dan istri-istri Rasulullah SAW, sedangkan Allah SWT. telah rela dan ridla kepada mereka".

"Di antara ciri-ciri seseorang yang hatinya bersih, adalah apabila mereka ingat kepada Allah SWT, maka hatinya akan bergetar dan dia akan menangis penuh kerinduan kepada-Nya".

"Islam merupakan Agama yang sangat rasional dan sebagai agama perjuangan. Agama Islam tidak mengajarkan umatnya dogmatis (pandangan yang bersifat mengikuti atau menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik sama sekali) dan Jumud (sikap statis, beku, tidak mau berubah, berpegang pada pemikiran lama dan tidak menerima perubahan)".

"Muslim sejati apabila ditimpa sesuatu apapun, maka ia tetap tenang, ikhlash dan rela dalam menerima segala keputusan-Nya, karena apapun yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah".

ماشاء الله كان وما لم يشأ لم يكن ، ولاحول ولاقوة إلا بالله العلي العظيم

"Cobaan dan ujian apabila diterima dengan sabar, ikhlash dan husnudhdhan (berbaik sangka) kepada Allah SWT, maka akan mendekatkan seseorang tersebut kepada derajat kewalian".

"Bukanlah dikatakan berilmu, apabila tidak disertai ketakwaan, dan bukanlah dinamakan berakal apabila tidak dihiasi dengan akhlak, adab serta budi pekerti yang luhur".

"Seseorang yang menaruh rasa cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, tidak akan pernah merugi di dunia dan akhirat, walaupun seluruh hartanya habis untuk membuktikan rasa cintanya kepada Beliau".

"Seseorang yang sedang menuntut ilmu Agama dengan penuh keikhlasan, semata-mata karena Allah SWT, lalu dia dianugerahi dapat bermimpi Baginda Nabi Muhammad SAW, maka pertanda bahwa dia akan dijadikan seorang ‘alim yang shaleh".

"Seseorang yang banyak membaca shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan mulutnya selalu menyebut "Ya Rasulallaah" akan cepat wushul (sampai) kepada Beliau SAW".

Demikian sekelumit kata-kata mutiara nasihat guru Mulia Samahatul Imam Al-Hafidh Al-Musnid Al- Quthub Prof. DR. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih RA yang diambil dari Buku Secangkir Hikmah.

Beliau adalah seorang ahli hadits di zamannya, beliau melanjutkan perjuangan ayahnya, yaitu Samahatul Imam Al-Habr Al-Quthub Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad BilFaqih untuk melanjutkan kepemimpinan Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah LiAhlissunnah Wal Jama’ah Kota Malang - Jawa timur.

Posting Komentar untuk "Hikmah Mengenang dan Menghafal Kata Mutiara Seorang Wali"