Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Bagian 19 | Fadilah Menjawab Adzan

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad SAW Bagian 19

Fadhilah Menjawab Azan bagian 4, Abdullah bin ‘Umar r.a. menceritakan, ada seorang sahabat berta­nya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, mengapa para mu’adzdzin itu lebih banyak mendapat pahala dibanding dengan kami?” Beliau SAW menjawab, “Ucapkanlah kalimat-kalimat seperti yang mereka ucap-kan. Habis itu mohonlah kepada Allah, niscaya engkau akan diberi.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasa’I, dan Ibnu Hibban di dalam Shahih-nya).

Sahl bin Sa’ad r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah SAW per­nah menyatakan:

ساعتان لاترد على داع دعوته : حين تقام الصلاة وفى الصف فى سبيل الله

“Ada dua saat (dua momen) di mana orang yang berdoa tidak ditolak (dikembalikan). Yaitu pada waktu shalat di’iqamahkan, dan pada waktu orang berada di tengah barisan sabilillah (jihad membela aga­ma Allah).” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam Shahih-nya).

Abu Umamah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah SAW Berkata kepada para sahabat:

إذا نادى المنادي فتحت ابواب السماء واستجيب الدعاء فمن نزل به كرب أو شدة فليتحين المنادي فإذا كبر كبر وإذا تشهد تشهد وإذا قال حي على الصلاة قال حي على الصلاة وإذا قال حي على الفلاح قال حي على الفلاح ثم يقول: اللهم رب هذه الدعوة التامة والصادقة المستجابة , المستجاب له دعوة الحق وكلمة التقوى احينا عليها وامتنا عليها وابعثنا عليها واجعلنا من خيار اهلها احياء وامواتا .ثم يسأل الله حاجته

Pada saat seorang mu’adzdzin mengumandangkan azan terbukalah pintu-pintu langit dan doa diperkenankan. Karenanya, barangsiapa tertimpa kemalangan atau kesusahan hendaklah ia menantikan wak­tu mu’azzin berazan. Jika mendengar mu’adzdzin bertakbir, bertak-birlah; dan jika mu’adzdzin bertasyahhud (mengumandangkan syahadat), bertasyahudlahjjika mu’adzdzin mengucapkan hayya alash-shaldh, ucapkan hayya ‘alash-shalah; jika mu’azzin mengucapkan hayya ‘alal-falah, ucapkanlah hayya ‘alal-falah; kemudian berdoalah, ‘Ya Allah, Tuhannya panggilan yang sempurna itu, panggilan yang benar dan mustajab. Yang mustajab adalah ad’watul-haq (panggilan kebenaran) dan kalimatut-taqwa (ajakan bertakwa). Ya Allah, hidup-kan dan matikanlah kami dalam keadaan bertakwa, dan bangkit-kanlah kami (pada Hari Kiamat) dalam keadaan bertakwa, serta jadikanlah kami termasuk orang-orang ahlut-taqwa, baik selagi masih hidup maupun sesudah mad.’ Setelah berdoa seperti itu barulah mohon kepada Allah agar terpenuhi kebutuhannya.” (Diriwayat­kan oleh Al-Hakim dari ‘Ufar bin Mi’dan, dan disebutnya sebagai hadits shahihul isnad, ber-isnad shahih).

Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah

Karya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani

Habib Ahmad Novel Jindan

Baca Juga: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Bagian 23 | Fadilah Shalat Ke-2

Posting Komentar untuk "Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Bagian 19 | Fadilah Menjawab Adzan"