Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Menjawab Salam

Hukum Menjawab Salam

Hukum menjawab salam ketika kita menerima surat, SMS, WA atau media sosial lainnya adalah sama halnya dengan ketika kita mendengar ucapan salam dari seseorang, dan wajib hukumnya menjawabnya baik dengan ucapan atau dengan tulisan.

Imam Nawawi dalam kitabnya menegaskan :

قَالَ أَصْحَابُنَا : وَهَذَا الرَّدّ وَاجِب عَلَى الْفَوْرِ ، وَكَذَا لَوْ بَلَغَهُ سَلَامٌ فِي وَرَقَة مِنْ غَائِب لَزِمَهُ أَنْ يَرُدَّ السَّلَام عَلَيْهِ بِاللَّفْظِ عَلَى الْفَوْرِ إِذَا قَرَأَهُ

Berkata sahabat-sahabat kami: Jawaban salam ini juga wajib secepatnya saat datang pada seseorang sebuah tulisan salam dari orang yang jauh, wajib baginya menjawab salam dengan lafadz secepatnya bila ia membacanya. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz VIII, halaman 196)

Sayyid Bakri Syatha Ad-Dimyathi dalam kitabnya menegaskan :

إذا أرسل له السلام في كتاب فيلزم الرد إما باللفظ أو بالكتابة.

Apabila tulisan Salam tersebut telah dibaca, maka wajib dengan segera untuk menjawabnya, baik dengan ucapan atau dengan tulisan. (Kitab I'anatuth Thalibin, Juz IV, halaman 215)

Namun, jika salam tersebut ditujukan untuk sekumpulan orang atau disampaikan di group, kemudian sudah ada yang menjawabnya maka yang lain telah gugur kewajibannya.  Tidak harus setiap orang menjawab salam tersebut, dalam hadits disebutkan :

عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ - قَالَ أَبُوْ دَاوُدَ رَفَعَهُ الْحَسَنُ بْنُ عَلِىٍّ - قَالَ يُجْزِئُ عَنِ الْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ وَيُجْزِئُ عَنِ الْجُلُوْسِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ

Dari Ali bin Abu Thalib ra -Abu Dawud berkata: Al-Hasan bin Ali telah memarfu'kannya- ia berkata: Telah cukup untuk suatu rombongan jika salah seorang dari mereka mengucapkan salam saat mereka melintas, dan telah cukup pula jika salah seorang dari orang-orang yang duduk membalas salam. (H. R. Abu Daud no. 5212, Baihaqi no. 18404)

Tapi bila setiap orang di group memberi atau menjawab salam semua, maka itu lebih utama. Imam Nawawi dalam kitabnya menegaskan :

فَإِنْ كَانَ الْمُسْلِم عَلَيْهِ وَاحِدًا تَعَيَّنَ عَلَيْهِ الرَّدّ ، وَإِنْ كَانُوا جَمَاعَة كَانَ الرَّدّ فَرْض كِفَايَة فِي حَقّهمْ ، فَإِذَا رَدّ وَاحِد مِنْهُمْ سَقَطَ الْحَرَج عَنْ الْبَاقِينَ ، وَالْأَفْضَل أَنْ يَبْتَدِئ الْجَمِيع بِالسَّلَامِ ، وَأَنْ يَرُدّ الْجَمِيع . وَعَنْ أَبِي يُوسُف أَنَّهُ لَا بُدّ أَنْ يَرُدّ الْجَمِيع

Bila salam diucapkan untuk seorang muslim, maka wajib atas dirinya untuk menjawab salam. Bila mereka satu rombongan, maka menjawab salam atas mereka, hukumnya fardu kifayah. Artinya bila sudah ada seorang diantara mereka yang menjawab salam, maka yang lainnya tidak terbebani kewajiban untuk menjawab salam. Namun yang lebih utama adalah hendaknya setiap orang yang ada dalam rombongan tersebut memulai untuk memberi salam dan setiap diantara mereka menjawab salam. (Kitab Syarah Shahih Muslim, Juz VII, halaman 291)

Demikianlah penjelasan hukum menjawab salam

Selanjutnya: Larangan Putus Asa

Posting Komentar untuk "Hukum Menjawab Salam"