Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dilarang Putus Asa Terhadap Rahmat Allah

Larangan Putus Asa

Hadits hikayah ke-3 berhubungan dengan masalah larangan putus asa.

Dulu ada seseorang yang mati pada masa Nabi Musa, Semua orang tidak suka memandikannya dan menguburkannya disebabkan kefasikannya. Mereka membuangnya ke tempat sampah.

Kemudian Allah Ta’ala mewahyukan kepada Nabi Musa dan berfirman: "Wahai Musa, ada seseorang yang mati di daerah fulan pada tempat sampah, dia adalah seorang wali dari para wali-Ku, mereka belum memandikannya, belum mengkafaninya, menshalatinya dan belum menguburkannya. Maka pergilah engkau, mandikanlah, kafanilah, Shalatilah dan kuburkan dia".

Kemudian Nabi musa berangkat....... ketika nabi Musa melihatnya dalam keadaan terbuang di tempat sampah dan orang-orang mengabarinya tentang kelakuannya yang fasik dan banyak bermaksiat. Lalu nabi Musa bermunajat kepada Allah dan berkata "Ya Allah, engkau menyuruhku menguburkannya dan menshalatinya. Sedangkan kaumnya bersaksi atas keburukannya, maka engkau lebih mengetahui daripada mereka dengan segenap pujian dan celaan"

Maka Allah mewahyukan kepada nabi Musa: "Wahai Musa, kata kaumnya benar mengenai kelakuan buruknya. Hanya saja dia memohon pertolongan kepada-Ku saat kematiannya dengan tiga hal, yang andaikata DIGUNAKAN UNTUK MEMOHON KEPADAKU OLEH SELURUH ORANG-ORANG YANG BERDOSA, pastilah Aku mengabulkannya.

Musa bertanya: "Ya Allah, apa tiga hal itu?"Allah Ta’ala menjawab:
"Pertama, ketika kematiannya telah dekat, dia berkata: Ya Allah, Engkau lebih mengetahui diriku bahwa sesungguhnya aku telah melakukan maksiat tetapi ada tiga hal yang membuat aku melakukannya yaitu hawa nafsu, teman yang buruk dan iblis. Maka sesungguhnya Engkau lebih mengetahui dari pada aku tentang apa yang aku katakan maka ampunilah aku.

Kedua, dia berkata "Ya Allah, Sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku telah melakukan banyak maksiat dan tempatku bersama orang-orang fasik. Tetapi aku SUKA BERTEMAN DENGAN ORANG SHALEH, kezuhudan mereka dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada orang yang fasik".


Ketiga, dia berkata "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui diriku bahwasanya orang-orang shaleh lebih aku sukai daripada orang orang fasik hingga andai kata aku dihadapkan dua orang tersebut pastilah aku lebih memilih orang-orang shaleh".


Dalam riwayat Wahab bin Munabbih."Ya Allah, andaikata Engkau mengampuniku, maka bergembiralah para nabi-Mu dan wali-wali-Mu dan bersedihlah setan dan musuh-musuh-Mu. Sebaliknya, dan aku mengetahui bahwa kegembiraan nabi-nabi-MU dan Wali-wali-Mu, lebih disukai daripada kegembiraan setan dan teman-temannya. Maka ampunilah dan sayangilah aku".

Allah menjawab "Aku sayangi engkau , Aku ampuni engkau karena sesungguhnya Aku maha Pemurah lagi maha Penyayang. Wahai Musa, lakukan apa yang aku perintahkan karena Aku mengampuni dengan kehormatannya untuk orang yang menshalati dan menghadiri pemakamannya.
Subhanallah, orang yang banyak bermaksiat tetapi bisa menjadi KEKASIH ALLAH DENGAN TIGA HAL DIATAS, bahkan pada saat kematiannya dimuliakan dengan kehadiran nabi Musa dan tidak hanya dirinya yang mendapat ampunan tetapi juga orang yang menshalati dan menghadiri pemakamannya.

Oleh Ustadz Abdul Qadir bin Zainuddin Hafidhahullaah, [02:13, 6/9/2018]

Selanjutnya: Keutamaan Belajar Ilmu

Posting Komentar untuk "Dilarang Putus Asa Terhadap Rahmat Allah"