Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-2

Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-2

Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-2 ini merupakan kelanjutan dari penjelasan sebelumnya dari artikel Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-1

Selain engkau niatkan agar kuat beribadah kepada Allah SWT, maka niatkan pula sebagai ungkapan rasa syukur dari dalam dirimu kepada Allah SWT atas rezeki berupa makanan tersebut. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

كلوا من رزق ربكم واشكروا له بلدة طيبة ورب غفور

Artinya: “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah engkau kepada-Nya.~ (Qs. Saba’ ayat: 15).

Selanjutnya samakanlah dengan perbuatan shaleh dan mubah lainnya, dan juga perbanyaklah niat yang shaleh sebisa mungkin. Kemudian niat itu bisa diartikan salah satu dari dua makna:

Pertama, niat itu ibarat tujuanmu yang mendorongmu untuk berencana, berkata dan beramal. Niat semacam ini kebanyakannya lebih baik dari amal perbuatannya.

Mengenai hal ini. Baginda Nabi SAW bersabda:
                                                                                                                                
نية المؤمن خير من عمله

Artinya: ‘Niat seorang mukmin lebih baik dari perbuatannya.” Lihatlah bagaimana beliau SAW menyebutkan seorang mukmin secara khusus.

Kedua, niat itu ibarat tujuanmu melakukan sesuatu. Niat semacam ini tidak menjadi lebih baik dari amal perbuatan tetapi dalam tekadnya untuk melakukan sesuatu seorang manusia tidak terlepas dari tiga keadaan:

1.      Seorang hamba yang berusaha kemudian mewujudkannya.
2.      Seorang hamba yang tidak mewujudkannya, sedangkan ia mampu melakukannya. Dalam hal ini dan yang sebelumnya telah dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-lmam Ibnu Abbas ra dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau SAW bersabda:

ان الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذالك بقوله : فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة فان هم بها فعملها كتبها الله عنده عشر حسنات الى سبعمائة ضعف الى أضعاف كثيرة وان هم بسيئة فلم يعملها كتبها الله عنده حسنة كاملة وان هم بها فعملها كتبها الله عنده سيئة واحدة

Artinya: ‘Sesungguhnya Allah menuliskan kebajikan dan kejelekan’. Kemudian beliau menerangkan hal itu: ‘Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu ia tidak jadi melakukannya, maka Allah akan mencatat disisi-Nya dengan suatu kebaikan yang sempurna. Dan kalau dia berniat melakukan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah mencatat disisi-Nya dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali (atau) hingga berlipat-lipat.

Apabila ia niat melakukan kejelekan lalu ia tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan kalau dia berniat melakukan kejelekan lalu ia mengerjakannya, maka Allah mencatat sebagai satu kejelekan saja.”

3.     Seorang hamba yang berusaha melakukan sesuatu yang tidak dapat ia kerjakan hingga ia berkata, andai aku mampu melakukannya pasti aku kerjakan. Maka dengan niatnya itu, ia akan memperoleh apa yang diperoleh oleh pelakunya dan begitu juga mendapat hukuman yang santa dengan pelakunya.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW:

االناس أربعة رجل آتاه الله علما ومالا فهو يعمل في ماله بعلمه فيقول آتا نيى الله مثل ماأتاه عملت مثل عمله فهما في الأجر سواء ورجل آتاه الله مالا ولم يؤته علما فهو يخبط في ماله بجهله فيقول آخر لو آتاني الله مثل ماأتاه عملت مثل عمله فهما في الوزر سواء

Artinya: “Manusia terbagi menjadi empat- Seseorang yang diberi oleh Allah ilmu dan harta lalu ia mengendalikan hartanya sesuai dengan ilmunya. Lalu ada orang lain mengatakan: ‘Andaikan Allah memberiku seperti yang Allah berikan padanya pasti aku akan melakukan apa yang ia kerjakan.’ Maka keduanya sama-sama akan mendapatkan pahala.

Ada lagi orang yang diberi harta oleh Allah, tetapi Allah tidak memberinya ilmu sehingga orang itu menafkahkan hartanya dengan tidak benar karena kebodohannya. Ialu ada orang lain yang mengatakan: ‘Andaikan Allah memberiku seperti yang Allah berikan kepada orang itu, pasti aku akan melakukan seperti yang ia lakukan.’ Maka keduanya sama-sama akan mendapatkan dosa.”

Semoga paparan Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-2 ini menjadikan kita bertambah baik dalam niat dan selalu mengikhlaskan amal perbuatan kita karena Allah SWT. Aamiin


Sumber: Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya Al ‘alamah Al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad

Oleh Habib Ahmad Novel Jindan

Baca Juga: Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-1

Posting Komentar untuk "Kewajiban Memperbaiki Niat dan Mengikhlaskannya Ke-2"