Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hukum Zakat Fitrah Dengan Menggunakan Uang

Tiga madzhab (Syafi'i, Maliki, Hambali) sependapat bahwa tidak boleh zakat fitrah dengan uang. Zakat harus dengan menggunakan makanan pokok.

  كاشفة السجا لنووي الجاوي - (ج 1 / ص 270) وواجب الفطرة لكل واحد صاع من غالب قوت بلد المؤدى عنه وإن كان المؤدي بغيرها من جنس واحد

Namun ada satu pendapat dari ulama yang memperbolehkan zakat fitrah dengan uang yaitu Imam Qafal, namun pendapat itu lemah.

Dan juga dari Madzhab Hanafi memperbolehkan zakat fitrah dengan uang, namun harus seharga satu sha' gandum kurma, atau anggur kering (jenis-jenis fitrah yang tertera dalam hadits), bukan seharga satu sha’ makanan pokok orang yang mengeluarkan zakat (muzakki) misalnya jagung, beras dan sagu.

Ada juga pendapat dari kalangan ashab Malikiyah yang memperbolehkan zakat fitrah dengan uang (seharga 1 sha’ makanan pokok) namun dimakruhkan.

Syafi'iyyah sepakat zakat tidak boleh menggunakan uang

  المجموع شرح المهذب - (ج 5 / ص 428) { الشرح } اتفقت نصوص الشافعي رضى الله عنه انه لا يجوز اخراج القيمة في الزكاة وبه كذا في الاصل والصواب عليهن قطع المصنف وجماهير الاصحاب وفيه وجه ان القيمة تجزئ حكاه وهو شاذ باطل ودليل المذهب ما ذكره المصنف (وأما) إذا اخرج سنا اعلي من الواجب كبنت لبون عن بنت مخاض ونظائره فتجزئه بلا خلاف لحديث ابى السابق ولما ذكره المصنف (وأما) إذا اخرج تبيعين عن مسنة فقد قطع المصنف بجوازه وهو المذهب وبه قطع الجماهير وفيه وجه سبق في باب زكاة البقر والله تعالي اعلم 

Titik khilafiyah zakat dengan uang antara Syafi'iyah dengan Hanafiyyah.

  المبسوط - (ج 4 / ص 141) ( قَالَ ) : فَإِنْ أَعْطَى قِيمَةَ الْحِنْطَةِ جَازَ عِنْدَنَا ؛ لِأَنَّ الْمُعْتَبَرَ حُصُولُ الْغِنَى وَذَلِكَ يَحْصُلُ بِالْقِيمَةِ كَمَا يَحْصُلُ بِالْحِنْطَةِ ، وَعِنْدَ الشَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى لَا يَجُوزُ ، وَأَصْلُ الْخِلَافِ فِي الزَّكَاةِ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ الْأَعْمَشُ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ : أَدَاءُ الْحِنْطَةِ أَفْضَلُ مِنْ أَدَاءِ الْقِيمَةِ ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إلَى امْتِثَالِ الْأَمْرِ وَأَبْعَدُ عَنْ اخْتِلَافِ الْعُلَمَاءِ فَكَانَ الِاحْتِيَاطُ فِيهِ ، وَكَانَ الْفَقِيهُ أَبُو جَعْفَرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ : أَدَاءُ الْقِيمَةِ أَفْضَلُ ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَبُ إلَى مَنْفَعَةِ الْفَقِيرِ فَإِنَّهُ يَشْتَرِي بِهِ لِلْحَالِ مَا يَحْتَاجُ إلَيْهِ ، وَالتَّنْصِيصُ عَلَى الْحِنْطَةِ وَالشَّعِيرِ كَانَ ؛ لِأَنَّ الْبِيَاعَاتِ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ بِالْمَدِينَةِ يَكُونُ بِهَا فَأَمَّا فِي دِيَارِنَا الْبِيَاعَاتُ تُجْرَى بِالنُّقُودِ ، وَهِيَ أَعَزُّ الْأَمْوَالِ فَالْأَدَاءُ مِنْهَا أَفْضَلُ .

Terkait cara zakat fitrah dengan menggunakan uang, alat tukar tersebut hanya sebagai perantara sehingga penyaluran zakat tetap harus dalam bentuk makanan pokok.

Contoh:
Panitia atau si penerima zakat (amil zakat) bisa menjelaskan terlebih dahulu tentang masalah zakat bahwa konsep-konsep tersebut harus sesuai dengan ketentuan syariat.

Dan masyarakat tetap bisa dimudahkan yaitu bisa berangkat dari rumah dengan membawa uang menuju stand/pos zakat setempat.

Kemudian panitia atau penerima zakat (amil zakat) menyediakan beras terlebih dahulu kemudian nanti beras tersebut dijual kepada si muzakki (dan harus dijelaskan bahwa tata cara tersebut bukan sebagai simbolitas saja, akan tetapi memang disediakan beras dan benar-benar untuk dijual seharga beras kepada muzakki/orang yang berzakat). Dan setelah itu bisa langsung melaksanakan transaksi ijab qabul zakat fitrah dengan beras.

Posting Komentar untuk "Hukum Zakat Fitrah Dengan Menggunakan Uang"