Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Bagian 25 | Fadilah Shalat ke-4

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad SAW Bagian 25/Fadhilah Shalat ke-4

Shalat merupakan hubungan antara hamba dengan Tuhannya, dan meniadakan penyekat antara orang yang sedang shalat dan Allah ‘Azza wa Jalla.

Abu Umamah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah SAW menyatakan:

ان العبد اذا قام فى الصلاة فتحت له الجنان وكشفت له الحجب بينه وبين ربه واستقبلته الحور العين مالم يمتخط او يتنخع

Jika hamba Allah sedang shalat baginya dibukakan surga, disingkapkan penyekat (yang menghalangi hubungan) antara dia dan Tuhan­nya, dan ia disambut oleh bidadari selagi ia tidak membuang ingus atau membuang dahak.” (Diriwayatkan oleh Thabranl di dalam Al-Kabir).

Shalat adalah pendekatan seorang hamba kepada Tuhannya. Mengenai itu Allah SWT telah berfirman, “Wasjud waqtarib”, yakni “sujudhh dan dekatkan dirimu (kepada) Allah.” Abu Hurairah r.a. menutur­:

اقرب ما يكون العبد من ربه عز وجل وهو ساجد فاكثروا الدعاء

Saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya ialah di waktu ia sedang sujud. Karena itu hendaklah kalian banyak-banyak berdoa.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Kedekatan seorang hamba dengan Allah Tuhannya di waktu sujud bersifat khas, karena pada saat itu ia sedang menyadari sepenuhnya akan betapa rendah kedudukan dirinya sebagai hamba di hadapan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Kuasa.

Shalat merupakan munajat (mohon pertolongan) kepada Allah Rabbul-‘Izzah. Mengenai itu Anas bin Malik menuturkan, bahwasanya Rasulullah SAW menegaskan:

وان المؤمن اذا كان فى الصلاة فإنما ينجي ربه فلا يبزقن بين يديه ولا عن يمينه ولكن عن يساره او تحت قدميه

Seorang beriman yang sedang shalat sesungguhnya ia sedang bermunajat (mohon pertolongan) kepada Tuhannya. Maka janganlah sekali-kali ia membuang ludah ke depannya atau ke sebelah kanannya, tetapi ke sebelah kirinya atau ke bawah dua kakinya.” (Diri­wayatkan oleh Bukhari dan lain-lain).

Membuang ludah ke bawah kaki, jika orang shalat di atas tanah (tanah berpasir). Jika tidak di atas tanah hendaklah ia membuang ludahnya di tangan kirinya, sebagaimana disebut dalam nash (teks) hadits di atas. Abu Hurairah r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah SAW ber­kata:

اذا قام احدكم الى اللاة فلا يبصق امامه فإنما يناجى الله مادام فى مصلاه ولا عن يمينه فإن عن يمينه ملكا وليبصق عن يساره او تحت قدميه فيدفنها

Jika seseorang dari kalian telah siap hendak menunaikan shalat, janganlah ia membuang ludah (berludah) ke depan, karena selagi ia masih berada di dalam mushallanya, sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Allah. Juga jangan berludah ke kanannya, sebab di sebelah kanannya adalah malaikat. Hendaklah ia berludah ke sebe­lah kirinya, atau ke bawah kakinya lalu ditutup dengan tanah. (Di­riwayatkan oleh Bukhari).

Orang yang sedang shalat sesungguhnya ia sedang menghadapkan diri kepada Allah SWT. Abdullah bin ‘Umar r.a. menuturkan, bahwasa­nya Rasulullah SAW berkata:

اذا كان احدكم يصلى فلا يبصق قبل وجهه فإن الله قبل وجهه اذا صلى

Jika seorang di antara kalian sedang shalat janganlah ia berludah ke arah depan karena Allah berada di depannya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari).

Sumber: Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani

< style="color: blue;">Oleh Habib Ahmad Novel Jindan

Baca Juga: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Bagian 25 | Fadilah Shalat ke-5

Posting Komentar untuk "Keistimewaan Umat Nabi Muhammad Bagian 25 | Fadilah Shalat ke-4"