Memaknai Mu'jizat Dan Keagungan Al-Qur'an
Sangat dekat di telinga kita ungkapan bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Akan tetapi banyak diantara kita yang mendengar ungkapan tersebut hanya bisa menghafal lalu menyampaikan kepada orang lain bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat dan hanya sekedar kalimat yang dihafal dan diulang-ulang oleh lisan, tidak dirasakan apa hakikat kemukjizatan Al-Qur’an. Banyak diantara kita yang mengatakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, akan tetapi tidak mendengar atau membaca Al-Qur’an kecuali dalam acara-acara tertentu, seperti acara pembukaan dalam resepsi pernikahan atau acara Isra Mi’raj, Maulid Nabi SAW, sehingga kemukjizatan Al-Qur’an tidak bisa dirasakan oleh orang tersebut.
Banyak di antara orang yang berbicara tentang kemukjizatan Al-Qur’an mereka kurang kenal Al-Qur’an, jarang membaca Al-Qur’an dengan benar, dengan menghayati lafadz dan makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Jika demikian keadaan orang yang mengatakan Al-Qur’an sebagai mukjizat maka perkataan itu seperti kalimat yang tidak bermakna. Seseorang membicarakan tentang kemukjizatan Al-Qur’an hendaknya ia memulai dari kegemaran untuk membacanya dengan benar, kemudian berusaha untuk bisa memahaminya.
Maka inilah langkah awal untuk sadar bahwasanya Al-Qur’an adalah mukjizat. Bagi orang yang tidak pernah membaca Al-Qur ’an tidak akan sadar kalau Al-Qur’an adalah mukjizat apalagi orang yang tidak pernah mengenal Al- Qur’an, seperti orang-orang kafir yang sepanjang hidupnya tidak pernah bersentuhan dengan Al-Qur’an. Akan tetapi orang-orang di luar islam sekalipun yang mempelajari Al-Qur’an dengan keinsyafan, saat menyaksikan susunan bahasanya yang istimewa, mereka sudah terkagum-kagum. Apalagi saat mereka menyelami makna-makna yang terkandung di dalamnya.
Maka siapapun yang mengerti bahasa arab, lalu mem baca Al-Qur’an dengan benar maka secara otomatis mereka akan terkagum dan mengatakan bahwa kalimat kalimat di dalam Al-Qur’an tidak seperti kalimat-kalimat yang biasa mereka dengar dan baca. Begitu jugalah yang dirasakan oleh orang-orang kafir yang ada di Makkah pada zaman Rasululloh saat mendengar Al-Qur’an, karena mereka faham bahasa Al-Qur’an, maka mereka pun bisa merasakan keindahan Al-Qur’an secara lafadz dan makna. Hanya karena kedengkian sebagian dari merekalah yang menjadikan mereka terjauhkan dari hidayah Allah SWT biarpun sebenarnya mereka tidak bisa mengingkari keagungan Al-Qur’an. Akan tetapi ada upaya-upaya dari orang-orang yang di dalam hatinya ada kedengkian kepada Islam yang berusaha menjauhkan kaum muslimin dari bahasa arab. Sehingga puncaknya adalah menghilangkan keyakinan dari kaum muslimin bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat agung Nabi Muhammad SAW.
Dengan jauhnya kaum Muslimin dari Al-Qur’an, baik ditinjau dari segi bacaan dan pemahaman itu semua akan menjadi sebab mereka terjauhkan dari kesadaran bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat. Dan melemahnya keyakinan akan kemukjizatan Al-Qur’an adalah melemahkan iman. Maka dari itu selalu musuh Allah berupaya untuk menjauhkan kaum muslimin dari Al-Qur’an, kadang dengan cara yang sangat halus,tidak disadari oleh kaum Muslimin itu sendiri, yaitu dengan menjauhkan mereka dari bahasa arab. Bermula dengan menjauh kan dari bahasa arab fushah dengan mempopulerkan bahasa pasaran atau amiah. sehingga di saat mereka membaca Al-Qur’an mereka tidak bisa menikmati tata bahasa Al-Qur’an dan makna yang terkandung di dalamnya. Maka kita sebagai kaum muslimin harus ada usaha untuk mengembalikan kaum muslimin, pada kesadaran akan pentingnya mempelajari bahasa arab dengan benar, yaitu bahasa arab yang fushah dengan mengetahui kaidah-kaidahnya.
Itulah yang akan membantu mereka untuk bisa sadar dan merasakan bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat dari Allah SWT. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan tata bahasa yang istimewa yang telah melemahkan dan melumpuhkan para pujangga-pujang ga sekalipun untuk mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an, biarpun hanya satu ayat. Ada lagi yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kiab suci dari Allah yang Allah berikan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah Allah jauhkan siapapun dari bangsa manusia untuk membuat susunan kalimat seperti Al-Qur’an. Itulah pengertian bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat. Perbedaan dari dua definisi tersebut bahwa definisi yang pertama bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci diturunkan dengan tata bahasa yang amat tinggi sehingga tidak bisa bagi siapapun untuk membuat yang serupa. Lalu definisi yang kedua, Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah dengan tata bahasa yang mungkin sekali ada pujangga yang mampu untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an, akan tetapi Allah telah palingkan mereka sehingga tidak ada satupun dari mereka yang mampu untuk membuat seperti Al-Qur’an. Artinya dari definisi tersebut, baik dari definisi yang pertama atau yang kedua sangat jelas bahwa Al-Qur’an disebut sebagai mukjizat karena tidak ada satu pun dari bangsa manusia yang mampu menyusun susunan kalimat yang menyerupai Al-Qur’an. Sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah swt dalam (Q.S. Al-Baqarah : 23).
Jika dicermati, Pertama: Al-Qur’an adalah mukjizat ditinjau dari lafadz, susunan kata-katanya. Yang kedua: Al-Qur’an adalah mukjizat, ditinjau dari sisi berita-berita ghaib yang dibawanya,baik sesuatu yang akan terjadi atau telah terjadi. Yang ketiga, Al-Qur’an: adalah mukjizat ditinjau dari sisi muatan hukum yang dibawanya, mencakup segala tempat, zaman dan segala bangsa. Maka sangat tepat bagi kita yang beriman kepada Al-Qur’an untuk gemar membaca Al-Qur’an, mempelajari bahasa Al-Qur’an agar hati dan pikiran kita semakin hari semakin dekat dengan Al-Qur’an semakin kuat iman kita kepada Al-Qur’an dan semakin yakin jika Al-Qur’an adalah mu'jizat yang amat agung.
Wallaahu a’lam bishshawab
Oleh: Buya Yahya (Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)
Posting Komentar untuk "Memaknai Mu'jizat Dan Keagungan Al-Qur'an"