Amal Pemusnah Kebaikan Bagian 1

Amal Pemusnah Kebaikan Bagian 1


1. Keajaiban – Keajaiban Hati

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, yang melihat segala rahasia sanubari dan mengetahui segala yang dipendam hati. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, pemimpin para rasul dan pengumpul ajaran-ajaran agama-agama yang berserakan, dan juga kepada keluarganya yang bersih nan suci.

Kemuliaan dan keutamaan manusia terletak pada kesiapannya untuk mengenal Allah Swt. (makrifat). Pengetahuan tersebut di dunia merupakan suatu keindahan, kesempurnaan, dan kebanggaan. Adapun di akhirat, ia adalah bekal dan simpanan untuk menghadapi hari pembalasan. Manusia bisa bersiap diri untuk mengenal Allah hanya dengan hatinya. Hati merupakan media untuk mengenal Allah, mendekat kepada-Nya, beramal untuk-Nya, dan bergerak menggapai-Nya. Hatilah yang akan disingkapkan berbagai rahasia (kasyaf) dari sisi-Nya. Adapun segenap anggota badan hanyalah pengikut, pembantu, dan alat bagi hati.egala puji bagi Allah, yang melihat segala rahasia sanubari dan mengetahui segala yang dipendam hati. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, pemimpin para rasul dan pengumpul ajaran-ajaran agama yang berserakan, dan juga kepada keluarganya yang bersih nan suci.

Hati [qalb), jiwa {nafs), ruh [ruh), dan akal [‘aql) mempunyai satu makna yang sama, yaitu suatu substansi lembut, tidak kasatmata (lathifah), yang bersifat rabbani dan ruhani, yang merupakan esensi manusia dan media baginya untuk mengenal dan mengetahui. Substansi yang bisa mengenal dan mengetahui pada diri manusia ini, kadang dinamakan hati, ruh, akal, dan kadang pula jiwa.


Namun, kata hati kadang dimaksudkan untuk menyebut daging berbentuk semacam kerucut yang terletak di sisi kiri dada manusia. Hati dengan makna ini (baca: jantung) juga terdapat pada tubuh hewan dan ia berasal dari alam malakut dan syahadah.

Kata jiwa pun kadang dimaksudkan untuk menyebut suatu konsep yang mencakup semua potensi amarah dan nafsu yang ada pada diri manusia. Kata ruh juga kadang dimaksudkan untuk menyebut suatu substansi lembut yang bersumber dari rongga jantung lalu menyebar ke segenap organ tubuh melalui jaringan pembuluh darah.

Demikian pula kata akal, terkadang dimaksudkan untuk menyebut pengetahuan mengenai hakikat segala hal. Namun, jika yang dimaksud dengan akal adalah media untuk mencerap berbagai pengetahuan, itu adalah hati. Dengan demikian, empat kata tersebut mempunyai satu makna yang sama [musytarak), yaitu suatu substansi lembut, tidak kasatmata, yang bersifat rabbani dan ruhani, yang merupakan esensi manusia dan media baginya untuk mencerap dan mengetahui.

Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidh

Oleh Habib Ahmad Novel Jindan

Selanjutnya: Amal Pemusnah Kebaikan Bagian 2

Posting Komentar untuk "Amal Pemusnah Kebaikan Bagian 1"