Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Ibadah Bagian 2

Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Ibadah Bagian 2

Dalam kesempatan lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:

خذوا من الاعمال ما تطيقون فإن الله لا يمل حتى تملوا

Artinya: ‘Ambillah dari amal perbuatan itu yang kalian mampu karena sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan.”

Dan sudah menjadi tugasnya setan terlaknat ia memperindah bagi seorang yang akan berjalan menuju Allah SWT pada permulaan langkahnya untuk memperbanyak aktifitas ibadah secara berlebihan Tujuannya adalah pada akhirnya ia ingin membuatnya melepaskan aktifitas ibadah sama sekali atau ia melakukannya” bukan dengan cara yang sepatutnya. Ketahuilah bahwa setan tidak akan peduli dengan tujuan apapun ia menyesatkannya.

Sesungguhnya wirid-wirid kebanyakannya berupa shalat sunnah atau membaca al-Qur’an atau membaca ilmu atau berdzikir atau berfikir. Kami akan menyebutkan beberapa adab yang diperlukan oleh orang yang memiliki peranan dalam agama ini.

Kami tekankan dalam hal ini:

Hendaknya engkau memiliki wirid berupa shalat sunnah disamping shalat-shalat sunnah lainnya serta tentukanlah waktu yang tepat dan jumlah tertentu yang bisa engkau tekuni. Dahulu para salafunasshalihin ada yang wiridnya dalam sehari semalam, shalat seribu rakaat, sebagaimana yang dilakukan oleh al-lmam sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husain ra, ada juga yang wiridnya shalat lima ratus rakaat, ada juga yang wiridnya tiga ratus rakaat dan masih banyak lagi lainnya.

Ketahuilah sesungguhnya shalat memiliki bentuk yang dzahir dan hakekat yang batin. Seorang yang menjalankan shalat tidak dianggap sebagai orang yang telah melakukan shalat disisi Allah SWT sampai ia mendirikan yang dzahir dan batinnya sebagaimana mestinya. Adapun bentuk dzahirnya. berupa rukun dan adab. Diantaranya adalah berdiri, membaca, ruku’, sujud, tasbih, dan lain sebagainya.

Sedangkan hakekatnya adalah, berupa hadir dengan khusyu’ kepada Allah SWT, niat yang ikhlas karena Allah SWT, melakukannya dengan penuh semangat kepada Allah SWT, serta menghadirkan hati kepada Allah SWT dan hendaknya fikiranmu hanya terfokus pada shalat saja. Jangan sampai terlintas dalam benakmu yang selainnya, serta lakukanlah adab bermunajah kepada Allah SWT.

Dalam hal ini. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

إنما المصلي مناج ربه

Artinya: “Sesungguhnya orang yang shalat itu bermunajat Tuhannya."

Dalam hadits lainnya, Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

 إذا قام العبد الى الصلاة أقبل الله عليه بوجهه.

Artinya: Jika seorang hamba berdiri untuk shalat maka Allah akan terfokus kepadanya secara keseluruhan.

Janganlah engkau sibuk menjalankan shalat sunnah ketika telah tiba waktu shalat sunnah yang diriwayatkan dalam hadits dari perbuatan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam atau dari sabda beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, melainkan engkau melakukannya sesuai jumlah yang sempurna. Diantaranya adalah rakaat-rakaat yang diriwayatkan pada shalat sunnah (qabliyah dan ba’diyah, hal ini sudah dikenal hingga tidak perlu disebutkan lagi. Diantaranya Shalat Witir yang merupakan shalat sunnah muakkad, bahkan ada sebagian ulama mewajibkannya

Dalam hal ini. Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

إن الله وتر يحب الوترفاوتروا يا اهل القرأن

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu ganjil, maka lakukanlah witir wahai ahli Qur’an."

Dalam hadits yang lain. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

الوتر حق ومن لم يوتر فليس منا.

Artinya: ‘Witir itu ada dan barangsiapa yang tidak berwitir berarti ia bukan dari golongan kami

Jumlahnya terbanyak adalah sebelas rakaat, paling sedikit yang sepatutnya dilakukan adalah tiga rakaat. Lakukanlah di akhir malam terutama bagi orang yang sudah terbiasa bangun di akhir malam, maka hal itu lebih baik.

Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

اجعلوا آخر صلاتكم بالليل وترا

Artinya: “Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari adalah witir.

Barangsiapa yang tidak biasa bangun malam, maka melakukannya setelah shalat isya’ lebih baik baginya.

Diantaranya juga adalah Shalat Dhuha. Karena Shalat Dhuha ini merupakan shalat yang penuh berkah dan banyak sekali manfaatnya. Jumlahnya paling banyaknya adalah delapan rakaat, ada juga yang menyatakan sampai dua belas rakaat, sedangkan telah diriwayatkan paling sedikitnya dua rakaat. Waktu terbaik melakukannya adalah jika siang hari mulai meninggi dan sudah berlalu sekitar seperempat waktunya.

Dalam hal ini. Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:

يصبح على كل سلامى من أحدكم صدقة فكل تسبيحة صدقة, وكل تحميدة صدقة, وكل تهليلة صدقة, وكل تكبيرة صدقة, وأمر بالمعروف صدقة, ونهي عن المنكرصدقة ويجزيه من ذلك كله ركعتان يركعهما من الضحى

Artinya: “Setiap pagi bagi setiap anggota tubuh seorang dari kalian ada nilai sedekahnya. Ketahuilah, bahwa setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh pada perkara yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah perbuatan munkar adalah sedekah. Dan hal itu semua bisa diganti dengan dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha."

Andaikan tidak ada riwayat yang menerangkan keutamaannya kecuali hadits yang shahih ini saja adalah sudah cukup.

Sumber: Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.


Oleh Habib Ahmad bin Novel

Posting Komentar untuk "Mengisi Waktu Dengan Aktifitas Ibadah Bagian 2"