Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyambut Haul Solo (Bagian Kedua)

Perkumpulannya para Waliyullah selalu membawa kebahagiaan bagi siapa saja yang datang. bahkan jika “fadlal“ atau anugerah Tuhan yang berbicara, orang-orang jahat dan Kafir yang ikut datang, bisa jadi pulang dengan membawa keberkahannya pula:

Menyambut Haul Solo (Bagian Kedua)
Menyambut Haul Solo (Bagian Kedua)

Alkisah, ada 10 orang Kafir yang bersepakat mendatangi majlisnya Syekh Su’aib Ibnu Madyan. Mereka siapkan pertanyaan-pertanyaan sulit yang akan mereka tanyakan kepada Syekh dengan niatan untuk memperolok/merendahkan beliau.

Saat mereka memasuki masjid, mereka temui Syekh duduk di atas Kursi dan dikelilingi 1000 muridnya. Di dalam masjid terlihat ada 1000 lentera yang menyala. Mereka pun masuk dan berbaur dengan para Hadirin semua.

Syekh terlihat terdiam. Kemudian terliat beliau menghirup nafasnya sekali hirupan, dan mendadak 1000 lentera padam apinya. Beberapa saat kemudian, terlihat beliau menghela nafasnya sekali, dan sekali hela, 1000 lentera itu menyala kembali.

Para hadirin yang datang terlihat takjub dengan kejadian itu. Tiba-tiba terdengar Syekh berkata dengan suara keras:

“Ayo semua ucapkan ASYHADU ALLAA ILAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH…! “

Salah seorang dari 10 orang Kafir itu berkata kepada sahabatnya: “Mari kita ucapkan kalimat itu, jika tidak, maka kita akan ketahuan semua..”

Akhirnya kesepuluh orang kafir itu ikut pula mengucapkan Kalimah syahadat bersama para Hadhirin. Tidak beberapa lama, datang ke dalam masjid seorang anak yang berusia 5 tahunan. Dia datang dari toko pakaian (rumah tukang jahit) dengan membawa 10 buah Kopyah. anak kecil itu berjalan menuju Syekh, namun Syekh berkata kepadanya:

“Wahai bocah, jaga langkahmu. Jangan terlewatkan. Kenakanlah kopyah-kopyah itu kepada si Fulan…Si Fulan…Si Fulan…”

Kata beliau sambil menunjuk satu persatu ke sepuluh orang Kafir itu. Serentak 10 orang kafir itu berdiri dan menghambur menuju Syekh, mencium tangannya dan menyatakan keislamannya dengan setulus-tulusnya.

Seperti itulah pahala, ganjaran bagi orang-orang yang (kebetulan) ada di dalam majlis-majlis kebaikan. Ada di dalam naungan keberkahan orang-orang yang baik. Insyaallah, akibatnya juga Baik, Min Fadhlillah.

Dan Sebagaimana majlis-majlis lainnya, setiap tahunnya di kota Solo diselenggarakan Haul Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, penulis kitab Maulid simthud Duror. Majlis haul akan dihadiri oleh puluhan ribu orang. Masing-masing jama’ah yang datang membawa niatnya masing-masing dan sekaligus membawa keberkahannya masing-masing.

Dan sesungguhnya, tidak perlu ribuan orang. Ada satu orang saja dari sekian ribu jama’ah yang menghadiri Haul, oleh Allah Ta’ala diterima niat baiknya, dipancarkan keberkahannya, maka sekian ribu orang lainnya ikut mendapatkan kemaqbulan dan keberkahan sebagaimana dirinya.

Dalam makna sedemikan, Al-Habib Ali berkata: “Allah mensyariatkan Jama’ah Shalat Jum’at adalah untuk satu orang ahli Nur (seseorang yang mempunyai Rahasia spiritual) yang datang kesana untuk memancarkan rahasianya kepada seluruh hadirin.

Allah syariatkan perkumpulan-perkumpulan di setiap harinya di shalat jama’ah lima waktu. Di setiap minggunya di Shalat Jum’ah. Serta di setiap tahunnya di shalat Ied“

Namun seseorang akan mendapatkan keberkahan majlisnya semakin besar dan melimpah jika ditambah dengan kuatnya Husnudhdhan.

Berhusnudhdhan, berbaik sangka kepada Allah bahwa Allah akan menerima perkumpulan ini. Berbaik sangka kepada seluruh hadirin yang datang, bahwa mereka semua adalah orang-orang yang baik, orang shalih, para Auliya kekasih Allah yang memancarkan keberkahan mereka semua.

Sebesar dan sekuat baik sangkanya itu, maka sebesar dan sekuat itu hasil keberkahan majlis yang akan dia terima. Sesunggguhnya Allah sesuai dengan persangkaan Hamba_Nya, maka hendaklah hamba_Nya itu bersangka kepada_Nya dengan sebaik-baiknya.

Habibana Hasan Asy-ythiriy berkata, sebagai wujud sempurnanya ketawadlu’an beliau serta kuatnya husnudhdan di dalam diri beliau:

“Setiap kali aku menghadiri suatu majlis, tidaklah aku menghadirinya kecuali karena aku berharap mendapatkan keberkahan dari orang-orang yang datang kesana”

Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi berkata: “Tersebut keterangan di dalam masalah Husnudhdhan, bahwa andaikan saja dibuka hijab sehingga mampu melihat Nur dari seorang Hamba yang ahli Maksiat, maka akan terlihat Cahayanya memenuhi langit dan bumi“

Adapun orang-orang yang tidak mempunyai persangkaan yang baik dengan Majlis-Majlis kebaikan dan orang-orang yang datang menghadirinya, maka mereka yang tidak mempunyai persangkaan baik tersebut sama sekali tidak akan mendapatkan apa-apa. Karena Allah akan menempatkan mereka sebagaimana keyakinan/persangkaan mereka.

Hal seperti ini, dicontohkan sama dengan keadaan orang yang mengingkari adanya Pahala/sampainya pahala Bacaan al-Qur’an kepada mayyit, misalnya. Orang yang punya keyakinan seperti itu jika mereka mati, lalu (katakanlah) ada jutaan orang yang membacakan Tahlil untuk dirinya, maka di alam Barzahnya akan datang malaikat kepadanya membawakan sesuatu yang luar biasa:

“Apakah yang kalian bawa itu, Malaikat? “ Tanya dia.
“Ini adalah pahala dari bacaan Tahlil yang ditujukan kepadamu.“ Jawab Malaikat.
“Oh , betapa agungnya, Kalau begitu, segera berikan kepadaku..” Kata dia.
“Tidak bisa..” Tolak Malaikat.
“Mengapa tidak bisa?“
“Karena engkau berkeyakinan bahwa bacaan Tahlil tidak dapat sampai kepada mayyit. Maka Allah memutuskan dirimu sesuai dengan keyakinanmu itu.

Bisa dibayangkan betapa menyesalnya dirinya. Sudah diperlihatkan keagungan pahalanya, namun tidak dapat memilikinya. Andai saja dia tidak diperlihatkan, mungkin rasa penyesalannnya tidak sedemikian dahsyat!

Kita, para hadirin di majlis Haul habib Ali pun demikian nasibnya. Berapa besar Khusnudhdhan kita kepada majlis dan orang-orang yang hadir di majlis akan menentukan berapa besar manfaat, pahala serta keberkahan yang akan kita dapatkan.

Apalagi haul Solo, Haul habib Ali ini adalah haulnya Aulia besar yang kita cintai. Wujudnya majlis haul Habib Ali yang dimakamkan di kota Sewun Hadromut ini, hadir dan ada di bumi Indonesia adalah sebagai bukti perhatian beliau Habib Ali kepada kita, para penduduk Negeri.

Perhatian Habib Ali tersebut sebagai wujud Kasih Sayang Allah kepada kita semua, dimana Allah Ta’ala memberi kesempatan kepada kita untuk turut dapat terlimpahi keberkahan habasyiyyah, dan keberkahan para auliyaillah. Sudah selayaknya kita mensyukurinya.

Dan berikut, petikan beberapa Shalawat buah karya al Habib Ali sebagaimana dalam Kitab Lathaiful Arsyiyyah, di bagian Hizib Hari Ahad yang total lebih dari 50 naskah shalawat. Dan ini adalah beberapa di antaranya:

ALLAHUMMA SHALLI WASALLIM ALA ‘AINIL A’YANIL KHALQIYYAH WASIRRIL ASRARIL IRFANIYYAH WASHITHATI IQDIL MURSALIN SAYYIDINA MUHAMMADINIL HABIBIS SHADIQIL AMIN SHALLALLAHU WASALLAMA ‘ALAIHI WA ALA ALIHI WA SHAHBIHI WAT TABI’IN.

“Semoga shalawat dan salam tercurah kepada pusat dari sekian pusat kemahlukan, kepada pemilik rahasia dari rahasia-rahasia kemakrifatan, Sang perantara dari untaian mata Rantai para Utusan Tuhan, Yakni Tuanku Baginda Muhammad, sang Kekasih, Yang Terpercaya dan jujur adanya. Semoga tercurah Shalawat serta salam kepadanya, kepada keluarganya, kepada shahabatnya dan kepara para tabi’in pengikutnya”

ALLAHUMMA SHALLI WASALLIM ALA SAYYIDI WALADI ‘ADNAN WA ASYRAFIL INSI WAL JAN WA ALA ALIHI WASHAHBIHI WAMAN TABI’AHUM BI IHSAN

“Semoga shalawat dan salam tercurah kepada (Baginda Muhammad) Tuan dari sekalian anak cucu Sayyid Adnan. Yakni Yang termulia dari sekalian golongan jin dan Manusia, dan semoga tercurah kepada keluarganya, shahabatnya dan kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka semua dalam kebaikan”

ALLAHUMMA SHALLI WASALLIM ALA SAYYIDIL MURSALIN SAYYIDINA MUHAMMADIN ABDIKA WARASULIKAS SHADIQIL AMIN WA ALA ALIHI WASHOHBIHI AJMA'IIN.

“Ya Allah, Semoga shalawat dan Salam tercurah kepada Penghulu para Rasul, Tuanku Muhammad, Yakni hamba_Mu, Rasul_Mu yang terpercaya dan jujur adanya. Semoga tercurah pula kepada para keluarganya dan para Shahabatnya semua tiada tersisa”

Bersambung Menyambut Haul Solo (Bagian Ketiga)

Posting Komentar untuk "Menyambut Haul Solo (Bagian Kedua)"