Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyambut Haul Solo (Bagian Kelima)

Menyambut Haul Solo (Bagian Kelima)
Menyambut Haul Solo (Bagian Kelima)

Pertama kali datang ke Haul Solo, saya turun turun di Kerten. Karena baru pertama kali, saya belum tahu kemana arah jalan ke Gurawan, tempat Majlis Haul di selenggarakan. langkah termudah untuk mencari tahu dan menuju ke sana adalah dengan mendekati ke Tukang Becak.

Melihat pakaian gamis putih yang saya kenakan, Tukang Becak langsung paham kemana tempat yang akan saya tuju. Dia berkata:

“ke tempat kol-kolan itu, Ya? “

Tentu maksud dia adalah Haul, bukan khol atau kol.

Lidah jawa kadang susah untuk melafalkan bahasa arab dengan benar. Maksudnya adalah Haul (Kha’, wawu, lam) tetapi lidah Jawa kadung kulina mengucapkannya menjadi KHOL… ( kho’, alim, lam…atau Kho’ dengan Lam saja)

Makna yang terucap dengan yang di kehendaki jauh berbeda .

Khol (yakni kho’ dan Lam) bisa diartikan dengan Asam Cuka‘. Adapun Khol (yakni Kho’, Alif dan Lam) malahan mempunyai setidaknya 15 makna berbeda:

_ Saudaranya Ibu, Awan dilangi, awan yang membawa hujan, tempat yang tidak menyenangkan, bendera, tanda di wajah, sejenis pakaian, dan makna-makna yang lain.

Adapun Haul (Kha’, wawu dan lam) artinya Tahun, atau satu putaran tahun. Makna istilah Haul sendiri adalah peringatan kematian seseorang yang dilaksanakan setiap tahun sekali. Para Ulama Ahlus sunnah wal jama’ah sering menjadikan amalan Rasulullah SAW menziarahi Syuhada’ Uhud di setiap bulan Rajab sebagai bentuk dari Haul itu sendiri.

Majlis Haul yang berisi banyak kegiatan kebaikan, termasuk mengingat dan menuturkan kebaikan-kebaikan orang-orang tuanya yang di Hauli, tidak jauh berbeda dengan kegiatan “serupa“ yang di tuturkan di dalam Alqur’an. Ini juga di jadikan sandaran dalilnya Haul. Firman AllahTa’ala tersebut adalah:

“ Faidza qadlaitum manasikakum fadz kurullaaha kadzikrikum aba_akum aw asyadda dzikra….

Maka jika telah rampung Ibadah haji kalian, maka ingatlah kalian kepada Allah sebagaimana kalian mengingat orang-orang tua kalian, bahkan lebih“

Habib Salim Asy-Syathiriy berkata tentang ayat ini: “ Al-Abthah , Al-Bat kha, al-Mukhas shob itu sebuah tempat yang sama. namanya saja yang bermacam-macam. Dan sekarang ada dalam kawasan kota Makkah . Kalau dahulu, masih di luar kota Makkah.

Orang-orang Arab dahulu, di tempat itu mereka berkumpul dan membuat api unggun dan menyenandungkan syair-syair pujian mereka, menyanjung bapak-bapak serta kakek–kakek buyut mereka. Kebiasaan mereka itu kemudian jadi tuntunan (uswah) yang baik di dalam As Sunnah.

Al-Muhashshob/al Bathha’, itulah yang bagi jama’ah haji yang telah nafar Tsani dari mina, disunnahkan untuk shalat lima waktu agar dirinya shalat disana. Kemudian keluar dari Mina tanggal 13 sesudah dhuhur dan kemudian melempar jumrohnya yang terakhir dan mendatangi al-Mukhas shab/Al-Abthoh tersebut. Shalat dhuhur, ashar, maghrib, Isya’ di sana. Kemudian menginap dan shalat subuh di sana. baru kemudian pulang kembali ke daerahnya masing-masing .

Disunnahkan demikian, karena seperti itulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW…”

Inti dalilnya adalah apa yang Allah tuturkan di dalam Firmannya tentang kebiasaan baik kaum Jahiliyyah yang setiap tahun berkumpul di Al Mukhas shob dan mendirikan api unggun dan menuturkan kebaikan orang-orang tua mereka dan mengagungkan mereka.

Dalam Majlis Haul Habib Ali di kota Solo ini , akan banyak niat-niat baik dikumpulkan . Akan banyak limpahan-limpahan keberkahan dibagikan. Sehingga tidak salah jika orang- orang berbondong-bondong mendatanginya dari tempat mereka yang jauh-jauh dengan harapan hajat-hajat mereka terkabulkan. Segala cita-citanya dimudahkan.

Karena itu ada satu Naskah shalawat Habib Ali, pada bagihan Hizb Hari rabu di dalam Kitab Lathaiful Arsyiyyah yang sangat pas untuk banyak dibaca selama mengikuti majlis haul ini khususnya, dan umumnya dibaca di setiap hari-hari biasa. Shalawat yang Insyaallah akan memudahkan tercapainya hajat-hajat yang baik. Shalawat yang memudahkan terkabulnya doa-doa.

Berikut naskah shalawatnya:

ALLAHUMMA SHALLI WASALLIM ALA SHULTANIL HADLRATIL KAMALATIL INSANIYYAH WASIRRIL MUSTAWAT TAJALLIYATIL IHSANIYYAH ALLATI TUMIDDUL AWALIMAL ULWIYYATA WAS SUFLIYYAH BI IMDA DATIN DHAHIRATIN WA KHAFIYYAH LA TUKH SI A’DADAHAL AQLAM WALA YASTAU’IBU SYARKHA MA’ANIHAL KALAM AS SHALATU WAS SALAMUL MUKARRORO_NI FI KULLI HININ ALA SAYYIDIL AWWALINA WALAKHIRIN WA ALA ALIHI WASHOHBIHI AJMA’IN. WALLAHUL MAS’U_LU AN YUBALLIGHA HABIBIY WA SAYYIDI MUHAMMADINIR RASUL MIN SYARIFIS SHALAWATI WA AZKAT TASLIMAT MA YUHAQIQU LANA WALAHU KULLA SUL WAYUBALLIGHU LANA WALAHU KULLA MA’MUL

“Ya Allah, Semoga Shalawat dan Salam terlimpahkan kepada Sang penguasa Hadroh kemuliyaan Insaniy. Pemilik Rahasia tempat tertingginya ketajalliyan kebaikan. Shalawat Salam yang mencakupi Alam-alam langit dan alam-alam Bumi. Yang melingkupinya dengan limpahan pertolongan, baik Limpahannya yang lembut dan yang terlahirkan. Yang jumlahnya pertolongan (Tuhan) itu , pena-pena tidak sanggup lagi mencatatnya (saking banyaknya). Dan tidak sanggup pula kata-kata menjelaskan makna-maknanya. Semoga shalawat dan Salam tercurahkan berulang-ulang kali, di setiap waktunya, kepada Penghulu Kaum-kaum terdahulu dan kaum- kaum belakangan. Dan semoga tercurah kepada keluarganya serta para shahabatnya, tanpa kecuali.

Dan Allah lah Dzat “tempat“ meminta…:
 - semoga Allah menghaturkan shalwat-shalawat teragung kami, dan juga salam-salam terbaik kami, kepada kekasihku, kepada Junjunganku, Muhammad yang menjadi Rasul,

- Shalawat dan Salam yang membuat nyata setiap doa-doa dirinya dan doa-doa kami (menjadi terkabulkan) .

- Shalawat dan Salam yang membuat setiap angan-angan dan cita-cita dia dan kami menjadi kenyataan…. “ Amiiin ...

Bersambung Menyambut Haul Solo (Bagian Keenam)

Posting Komentar untuk "Menyambut Haul Solo (Bagian Kelima)"