Kriteria Teman Yang Baik dan Nilai Sahabat Dalam Pandangan Islam
Pentingnya Kriteria Sahabat
A. Nilai Seorang Sahabat
Untuk
menggambarkan betapa pentingnya sahabat, Rasul memerintahkan kita agar tidak
sendirian saat berpergian jauh/safar termasuk traveling. hendaklah ia mencari
seseorang untuk menemaninya. Ini bukti bahwa memiliki teman sangatlah
dianjurkan bagi seorang muslim.
لَوْ
يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ، مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ
وَحْدَهُ
Seandainya
orang-orang tahu bahaya sendirian sebagaimana aku mengetahuinya,
niscaya mereka enggan pergi sendirian malam-malam. (al-Bukhari)
Berdasarkan
hadits di atas, kita dapat menangkap sinyal adanya bahaya yang mengintai
penyendiri, karena setan senang menggoda manusia yang sendirian. Selain
itu dengan bersama-sama, kita bisa shalat berjamaah. Hal ini serupa dengan
sabda Nabi Muhammad SAW
مَا مِنْ
ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا
يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
Tidaklah ada
tiga orang di suatu tempat, kemudian mereka tidak mendirikan shalat jama’ah,
malainkan syaithan dapat menguasai mereka. Maka berjama’ahlah, karena serigala
senang memangsa kambing yang menyendiri. (Abu Daud)
Begitu
besarnya nilai sahabat, Rasulullah mengaitkannya dengan shalat dan betapa
celakanya kesendirian.
Itulah
perlunya memiliki teman karib dan sahabat yang selalu bersama. Bahkan
Rasulullah –shallallahu'alaihi wa sallam- memanggil pengikut yang hidup
bersamanya dengan gelar “sahabat” bukan murid, apalagi fans. Mengenai para
sahabatnya Nabi Muhammad SAW bersabda
:
لاَ
تَسُبُّوا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِى فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ
أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ
Janganlah
kalian mencaci sahabat-sahabatku. Demi Allah, seandainya kamu berinfaq dengan
emas sebesar gunung Uhud, sedekah itu tidak akan sebanding dengan satu mud
(2 genggam tangan) maupun setengahnya pemberian salah seorang dari
mereka. (al-Bukhari dan Muslim)
Setelah kita
tahu betapa berharga memiliki sahabat, ada baiknya sahabat itu dipilah dan
dipilih. Karena di hari kiamat ada sekelompok manusia yang hidup dan matinya
bersahabat, tapi ketika dibangkitkan mereka bermusuhan.
الأخلاء
يومئذ بعضهم لبعض عدو إلا المتقين
Hari itu
para sahabat akan saling bermusuhan. Kecuali orang-orang yang
bertakwa. (az-Zukhruf : 67)
Hanya orang
bertakwa yang akan berteman sampai surga. Saling membantu dalam kebaikan,
bertemu dan berpisah karena Allah. Persahabatan bukan sebatas
hubungan di dunia, namun ia juga akan menentukan posisi kita di akhirat kelak.
B. Prinsip Mencari Teman
Allah
memberikan hidayah pada manusia agar makan dan minum yang halal serta
thoyib saja. Demikan pula ketika bersahabat, Islam memiliki cara dan
aturan istimewa mengenai itu.
1. Carilah Yang Seiman
Islam adalah
agama yang mengerti hak asasi manusia (HAM). Bahkan kamanusiaan diposisikan
Islam di tempat tinggi. Kita dianjurkan membantu tetangga walaupun kafir.
Misalnya,
tengah malam baru selesai wudhu untuk shalat tahajjud, tetangga nasrani datang
minta tolong anaknya sakit perlu kendaraan ke rumah sakit.
Maka, kita
harus tinggalkan shalat untuk membantunya meskipun sudah 20 tahun tidak pernah
tinggalkan qiyamullail.
Seorang
muslim boleh berteman dengan siapapun, tapi untuk bersahabat pastikan dia
beriman. Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 51 :
“Jangan
jadikan orang Yahudi dan Nasrani (tidak berislam) sebagai Auliya (sahabat,
pemimpin, wali, orang kepercayaan).”
Perintah ini
juga berkaitan dengan sabda Nabi Akhir Zaman SAW:
لاَ
تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا…
Jangan
bersahabat kecuali dengan orang mu’min… (sesama muslim). (Abu Daud,
Tirmidzi)
2. Ikhlas Karena Allah SWT.
Pastikan,
menjalin tali persahabat karena Allah semata, bukan motif keduniaan. Bertemu
dan berpisah karena Allah. Karena hanya dengan keikhlasan ini, kita dapat
menuai manfaat maksimal. Sebab, jika segalanya sudah kerena mengharap ridho
Allah, kemungkinan bertikai akan berkurang. Kalaupun terjadi selisih beda
pendapat, kembali akrab akan lebih mudah.
Berkaitan
dengan poin no. 1, jika tidak beriman pada Allah bagaimana bisa berteman karena
Allah.
Rasulullah SAW bersabda :
سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا
ظِلُّهُ… وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا
عَلَيْهِ…
Tujuh
golongan yang Allah beri naungan di hari kiamat.., orang yang mencintai karena
Allah, bertemu karena Allah dan berpisahpun karena Allah… (al-Bukhari dan
Muslim)
C. Kriteria dan Ciri Sahabat yang Baik Berdasarkan Pendapat Para Tokoh.
Mencari
teman secara fisik sangatlah mudah, tapi sulit jika yang dicari adalah sahabat.
Karena sahabat memiliki ciri-ciri khusus.
Untuk itu
kita akan melihat bagaimana tokoh dan figur terdahulu memiliki sahabat yang
mulia. Semua itu dapat kita lihat dari kata-kata persahabatan berikut.
1. Nabi Muhammad:
الْمَرْءُ
عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Orang itu
tergantung agama temannya. Maka lihatlah siapa teman kalian. (Abu Daud dan
Tirmidzi)
Dalam
pepatah Arab dikatakan, kalau mau kenal seseorang, tanyakan siapa temannya,
dengan siapa berteman. Kalau mau tahu kepribadian sesorang, lihat
bagaimana temannya.
Sebelum
berteman baik dengan seseorang, lihat dulu teman karibnya. Kalau sahabatnya
baik, besar kemungkinan dia juga baik dan pantas dijadikan teman akrab. Ini
juga bagian dari panduan mencari jodoh.
Bahkan,
teman yang baik juga akan baik di hadapan Rabb semesta alam. Rasul berkata
:
خَيْرُ
الْأَصْحَابِ عِنْدَ اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَخَيْرُ الْجِيرَانِ عِنْدَ
اللَّهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ
Sahabat
terbaik di mata Allah adalah yang paling baik kepada sahabatnya, begitu juga
tetangga terbaik. (Ahmad, Darimi, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hubban)
2. al-Qamah:
Wahai
anakku, sekiranya engkau merasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka
pilihlah orang yang sifatnya seperti berikut :
Suka
melindungi sahabatnya, dia adalah hiasan diri kita dan jika kita dalam
kekurangan nafkah, dia suka mencukupi keperluan. Apabila engkau mengulurkan
tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, ia suka menerima dengan rasa
terharu dan dianggap sangat berguna. Jikalau ia melihat kebaikan yang ada pada
dirimu, ia suka menyebutnya, dan jika ia mengetahui keburukan dirimu ia suka
menutupinya. Jika engkau meminta sesuatu, pasti ia beri, jika engkau diam, dia
mulai menyapamu dulu, jika ada kesulitan dan kesedihan yang menimpa dirimu, dia
suka membantu dan meringankanmu serta menghiburmu. Jika engkau berkata, ia suka
memperbaiki ucapanmu dan bukan hanya mempercayainya saja. Jika engkau
mengemukakan suatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya. Jika engkau
berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk kepentinganmu. Bersahabat dengan
orang yang budi dan imannya lebih rendah sangat berbahaya, sebab persahabatan
itu saling pengaruh-mempengaruhi.
3. Luqman al-Hakim:
Jika ingin
mencari teman, ujilah dia dengan membuatnya marah. Jika dia tidak sabar dengan
sikapmu itu, jauhilah ia.
4. Umar bin al-Khatthab:
Tidak ada
nikmat yang lebih besar dari seorang saudara yang shalih yang Allah
berikan kepada seorang hamba setelah agama Islam. Bila salah seorang kalian
mendapat kasih sayang dari saudara / kawannya, peganglah erat-erat persahabatan
tersebut.
5. Al-Hasan al-Bashri:
Perbanyaklah
sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki syafa’at pada hari kiamat.
6. Ali bin Abi Thalib pernah ditanya,
“Berapakah
jumlah sahabatmu, wahai Ali?.” Beliau menjawab “Nanti akan aku hitung ketika
aku dalam kesulitan.”
Beliau juga
pernah berkata pada anaknya :
يا بني إياك
ومصادقة الأحمق فإنه يريد أن ينفعك فيضرك وإياك ومصادقة البخيل فإنه يبعد عنك أحوج
ما تكون إليه وإياك ومصادقة الفاجر فإنه يبيعك بالتافه وإياك ومصادقة الكذاب فإنه
كالسراب يقرب عليك البعيد ويبعد عليك القريب
Wahai anakku
:
Jangan
sekali-kali memilih orang bodoh sebagai kawan karibmu, sebab ia hanya akan
mendatangkan kesulitan bagimu di saat ia ingin menolongmu. Jangan engkau
jadikan orang pelit sebagi temanmu, sebab ia akan menjauhkan dirinya darimu
saat engkau sangat membutuhkannya. Jangan berkawan dengan orang yang berbudi
rendah, sebab ia akan “menjualmu” dengan harga yang murah. Janganlah berteman
dengan pendusta, karena ia sama saja dengan fatamorgana, mendekatkan
bagimu yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
7. Abul Hasan as-Sadzili:
Jika ada musuh
yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik
daripada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah.
Teman
yang baik adalah teman yang mendekatkan kita pada Allah dan Rasulullah. Walau tidak selalu
memberikan kenyamanan.
Baca Juga: Qashidah Huwan Nur Oleh Habib Ali Al-Habsyi
Baca Juga: Qashidah Huwan Nur Oleh Habib Ali Al-Habsyi
Posting Komentar untuk "Kriteria Teman Yang Baik dan Nilai Sahabat Dalam Pandangan Islam"