Qashidah Huwan Nur : هُوَ النُّوْرُ Karya Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi
هُوَ النُّوْرُ يَهْدِي الْحَائِرِيْنَ ضِيَاؤُهُ
Dialah Nabi SAW Pelita cahaya yang memberi petunjuk orang-orang yang bimbang
وَ فِي الْحَشْرِ ظِلُّ الْمُرْسَلِيْنَ لِوَاؤُهُ
Di padang mahsyar panjinya sebagai pemberi naungan
تَلَقَّى مِنَ الْغَيْبِ الْمُجَرَّدِ حِكْمَةً
Sampailah kepadanya hikmah tanpa perantara apapun
بِهَا أَمْطَرَتْ فِي الْخَافِقَيْنِ سَمَاؤُهُ
Dengan hikmah itu hujanlah langit (dengan rahmat) di segala penjuru barat dan timur
وَمَشْهُوْدُ أَهْلِ الْحَقِّ مِنْهُ لَطَائِفٌ
Para saksi dari para ahli makrifah yang dalam kebenaran, menyaksikan dari beliau SAW kasih sayang dan kelembutan kelembutan
تُخَبِّرُ أَنَّ الْمَجْدَ وَالشَّأْ وَشَاؤُهُ
Dikabarkan sungguh apa yang terjadi adalah dengan keinginanmu (SAW)
فَلِلّهِ مَالِلْعَيْنِ مِنْ مَشْهَدِ اجْتِلاَ
Padaku penglihatan apa apa yang kusaksikan sangalah berpijar luhur,
يَعِزُّ عَلَى أَهْلِ الْحِجَابِ اجْتِلاَؤُهُ
Menundukkan para pemilik kemuliaan yang masih tertutup penglihatannya dari pandangan keluhuran ini,
أَيَا نَازِحًا عَنِّي وَمَسْكَنُهُ الْحَشَا
Wahai yang jauh dariku dan tempatnya di lubuk hati yang terdalam,
أَجِبْ مَنْ مَلاَ كُلَّ النَّوَاحِي نِدَاؤُهُ
Jawablah wahai saudaraku seruan (Sang Nabi SAW) yang memenuhi segala penjuru,
أَجِبْ مَنْ تَوَلاَّهُ الْهَوَى فِيْكَ وَامْضِ فِي
Jawablah wahai yang diriku adalah terbenam dalam rindu padamu (SAW), dan mengalir pada-
فُؤَادِي مَايَهْوَى الْهَوَى وَيَشَاؤُهُ
Sanubariku apa apa yang dirindukan sanubari ini dan yang ia (diriku) dambakan
بَنَى الْحُبُّ فِى وَسْطِ الْفُؤَادِ مَنَازِلاً
Cinta membangun istana agung di dalam hati yang terdalam
فَلِلّهِ بَانٍ فَاقَ صُنْعًا بِنَاؤُهُ
Demi Allah, sungguh tempat itu paling tinggi dan indah di antara bangunan (tempat) yang lain
بِحُكْمِ الْوَلاَ جَرَدْتُ قَصْدِي وَحَبَّذَا
Dengan keputusan pasrah kubiarkan yang lainnya berlalu dari semua keinginanku, dan alangkah indahnya sang baginda menenangkan hati ini dari wewenang lembutnya
مُوَالٍ أَرَاحَ الْقَلْبَ مِنْهُ وَلاَؤُهُ
Sang baginda menenangkan hati ini dari wewenang lembutnya
مَرِضْتُ فَكَانَ الذِّكْرُ بُرْءًا لِعَلِّتِي
(Jika) aku sakit, maka menceritakan tentangnya (SAW) adalah obat bagi penyakitku
فَيَا حَبَّذَا ذِكْرًا لِقَلْبِي شِفَاؤُهُ
Sungguh indah, menyebutnya adalah obat bagi hatiku
إِذَا عَلِمَ الْعُشَاقُ دَائِي فَقُلْ لَهُمْ
Jika para perindu mengetahui penyakitku, maka atakana kepada mereka
فَإِنَّ لِقَا أَحْبَابِ قَلْبِي دَوَاؤُهُ
Sesungguhnya perjumpaan dengan kekasih hati itulah obatnya
أَيَا رَاحِلاً بَلِّغْ حَبِيْبِي رِسَالَةً
Wahai orang yang berjalan (ke Madinah) sampaikan lembaran cinta kepada kekasihku (SAW)
بِحَرْفٍ مِنَ اْلأَشْوَاقِ يَحْلُو هِجَاؤُهُ
Dengan indahnya ejaan huruf-huruf kerinduan
وَهَيْهَاتَ أَنْ يَلْقَى الْعَذُوْلُ إِلَى الْحَشَا
Maka sulitlah bagi yang memusuhi cinta ini sampai kebatas yang tak mungin, mencapai jalan kebenaran dengan memujinya (SAW) dan mengucapkan padanya (SAW)
سَبِيْلاً سَوَاءٌ مَدْحُهُ وَهِجَاؤُهُ
Mencapai jalan kebenaran dengan memujinya (SAW) dan mengucapkan padanya (SAW)
فُؤَادِي بِخَيْرِ الْمُرْسَلِيْنَ مُوَلَّعٌ
Jiwaku terbakar (karena cinta) dengan sebaik-baik utusan
وَأَشْرَفُ مَا يَحْلُو لِسَمْعِي ثَنَاؤُهُ
Dan yang terindah di pendengaranku adalah mendengar pujiannya
رَقَى فِي الْعُلى وَالْمَجْدِ أَشْرَفَ رُتْبَةٍ
Mulia dalam tanga tanga keluhuran, semulia-mulia tingkatan yang semakin luhur
بِمَبْدَاهُ حَارَ الْخَلْقِ كَيْفَ انْتِهَاؤُهُ
Dalam awal cinta dan rindu pada beliau SAW akan muncul hangat membara dihati makhluk, maka bagaimana keadaan yang telah mencapai puncaknya
أَيَا سَيِّدِي قَلْبِي بِحُبِّكَ بَائِحٌ
Wahai tuanku, hatiku lebur dengan kecintaan kepadamu
وَطَرْفِيَ بَعْدَ الدَّمْعِ تَجْرِي دِمَاؤُهُ
Mata ini niscaya menangis darah setelah air mata mengering dan tak mengalir
إِذَا رُمْتَ كَتْمَ الْحُبِّ زَادَتْ صَبَابَتِي
Jika engkau sembunyikan cinta maka akan bertambah kecintaanku dan airmataku..
فَسِيَّانِ عِنْدِي بَثُّهُ وَخَفَاؤُهُ
Maka sama saja bagiku, kuungkapkan cinta itu atau kusembunyikannya
أَجِبْ يَاحَبِيْبَ الْقَلْبِ دَعْوَةَ شَيِّقٍ
Jawablah seruan kerinduan ini wahai kekasih hati
شَكَى لَفْحَ نَارٍ قَدْ حَوَتْهَا حَشَاؤُهُ
Rintihan api kerinduan telah menyelimuti lubuk hatiku
وَمَرَّ طَيْفُكَ الْمَيْمُوْنُ فِي غَفْلَةِ الْعِدَا
Maka lewatkanlah keindahan dan kelembutanmu saat hamba hamba ummatmu (SAW) yang tengggelam dalam kelupaan
يَمُرُّ بِطَرْفٍ زَادَ فِيْكَ بُكَاؤُهُ
Lintasan keindahan dan kemuliaanmu yang membuat berlindangnya airmata
لِيَ اللهُ مِنْ حُبٍّ تَعَسَّرَ وَصْفُهُ
Duhai Allah, sungguh sulit cinta ini di ungkapkan
وَ لِلّهِ أَمْرِي وَالْقَضَاءِ قَضَاؤُهُ
Semua ini hanya kepada Allah kupasrahkan Karena ketentuan adalah ketentuan Nya
فَيَا رَبِّ شَرِّفْنِي بِرُؤْيَةِ سَيِّدِي
Ya Allah, muliakanlah aku dengan memandang tuanku (sayyidina Muhammad)
وَأَجْلِ صَدَى الْقَلْبِ الْكَثِيْرِ صَدَاؤُهُ
Dan bersihkanlah hati yang penuh dengan kekeruhan ini
وَبَلِّغْ عَلِيًّا مَايَرُوْمُ مِنَ اللِّقَا
Dan sampaikanlah pada diriku (Al Habib Ali Al Habsyi) pada puncak harapan untuk berjumpa
بِأَشْرَفِ عَبْدٍ جُلُّ قَصْدِي لِقَاؤُهُ
Dengan semulia-mulia hamba, dan perjumpaan dengannya adalah segala tujuanku
وَعَلَيْهِ صَلا َةُ اللهِ مَاهَبَّتِ الصَّبَا
Atasnya curahan shalawat selama angin berhembus
وَمَا أَتْرَبَ الْحَادِي فَطَابَ حِدَاؤُهُ
Sebanyak asyik merdunya qasidah pujian yang memadukan cinta padamu (SAW), maka semakin indahlah pujian yang menyatukan hati dalam cinta padanya (SAW)
مَعَ اْلآلِ وَاْلأَصْحَابِ مَاقَالَ مُنْشِدٌ
Beserta keluarga, sahabat dan yang diucapkan oleh munsyid (pembaca qasidah)
هُوَالنُّوْرُ يَهْدِي الْحَائِرِيْنَ ضِيَاؤُهُ
Dialah pelita cahaya yang memberi petunjuk orang-orang yang bimbang
Baca Juga: Penjelasan Antara Tashawwuf dan Thariqah
Posting Komentar untuk "Qashidah Huwan Nur : هُوَ النُّوْرُ Karya Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi"