Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fadhilah Membaca Syahadat dan Yang Berhubungan Dengan Syahadat

Fadilah Membaca Syahadat dan Yang Berhubungan Dengan Syahadat

Masalah khilafiyah di antara ulama tentang cara ibadah merupakah rahmat dari Allah selagi yang menjadi landasan adalah Al-Qur'an, Hadits, Ijma' dan Qiyas. Sehingga berbagai ibadah yang kita lakukan merupakan hasil pemetaan yang berdasarkan ajaran Islam, dan di antara masalah khilafiyah juga yang hubungan dengan kesaksian kita dalam mengucapkan syahadat, berikut penjelasan masalah yang berhubungan dengan syahadat dalam ahlussunnah waljama'ah.

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَه , اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِ  يْكَ لَه , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه شَهَادَةً تـُـنْجِيْ قَائِلَهَا مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ , اَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلى مَنْ لاَ نــَـبِيَّ بَعْدَه وَعَلى الِه وَصَحْبِه وَمَنْ وَّالاَهُ , وَلاَ حَوْلاَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ , أَمَّا بَعْدُ , وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةِ ,

س : هَلْ كَانــَتْ فِيْ قِرَاءَةِ الشَّهَادَةِ فَضِيْلَةٌ ؟

ج : نَعَمْ , فِيْهَا فَضِيْلَةٌ بَلْ أَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ قِرَائَـتِهَا.وَمِنْ فَضَائِلِهَا قَوْلُه تَعَالى ] إِنَّ الَّذِ  يْنَ قَالُوْا رَ بـُّـنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَـتَـنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَنْ لاَ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنـُـوْا وَاَبــْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ [ )فُصِّلَتْ ٣٠ (حم السَّجْدَةْ ٣٠(

وَمِنَ اْلإِسْتِقَامَةِ اَلْمُدَاوَمَةُ عَلى كَلِمَةِ الشَّهَادَةِ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ .

Soal     : Apakah membaca syahadat itu ada fadlilahnya?
Jawab : Ya, ada fadlilahnya, bahkan Rasulullah SAW. memerintahkan untuk membacanya.              Diantara fadlilahnya adalah firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang yang mengucapkan: “Allah Tuhan kami”, kemudian selalu beristiqamah, maka akan turun malaikat kepada mereka dengan mengatakan; janganlah kamu merasa takut dan sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fushshilat/Assajdah ayat 30).

Dan termasuk istiqamah adalah terus menerus membaca kalimat syahadat di setiap waktu.

وَفِيْ تَفْسِيْرِ صَاوِيْ مِنَ الْجُزْءِ اْلأَوَّلِ ص ١٣٥ أَنــَّـهَا تَقْلَعُ عِرْق الشِّرْكِ مِنَ الْقَلْبِ وَ تَدْفَعُ مِنَ الْوَسْوَاسِ وَ لِذَا إِخْتَارَهَا الْعَارِفُوْنَ فِيْ خَتــْمِ صَلاَتِهِمْ فَيَقْرَؤُنــَهَاعَقِبَ كُلِّ صَلاَتِهِمْ .

Disebutkan dalam Tafsir SHAWI dari Juz awal halaman 135 sesungguhnya syahadat itu akan menghancurkan sendi-sendi kemusyrikan di dalam hati dan menghilangkan keraguan, karena itu para arifin memilih syahadat untuk dibaca setiap selesai shalat.

وَفِيْ تَفْسِيْرِ سِرَاجُ الْمُنِيْرِ مِنَ الْجُزْءِ اْلأَوَّلِ ص ٤٣٦ مَا نــَصُّه قَالَ إِبْنُ عَبَّاسٍ مَنْ دَاوَمَ عَلى الشَّهَادَةِ  فِى الْحَيوة الدُّ نـــْيَا يُثَبِّتُه اللهُ عَلَيْهَا فِىْ قَبْرِهِ وَيُلَقِّنُه إِيَّاهَا .

Dan di terangkan pula dalam Tafsir SIRAJUL MUNIR Juz awal halaman 436, sebagai berikut:
Ibnu Abbas r.a. berkata: “Barang siapa mendawamkan syahadat selama hidup di dunia maka Allah SWT akan menetapkan syahadat itu kepadanya didalam quburnya dan Allah akan menuntunnya membaca dua kalimat syahadat”.

يُثــَبــِّتُ اللهُ الَّذِ يْنَ آ مَنُوْا بالْقَوْلِ الـثــَّابــِتِ فِى الْحَيوة ِ الدُّنــْيَا وَفِى اْلأخِرَةِ وَيُضِلُّ اللهُ الظَّالِمِيْنَ وَ يَفْعَلُ اللهُ مَا يَشَآءُ .

Allah akan menetapkan ucapan-ucapan yang ditetapkan oleh orang yang beriman pada waktu hidup di dunia dan di akhirat dan Allah akan menyesatkan orang orang yang dhalim. Dan Allah akan berbuat apa yang dikehendaki-Nya.”

وَمِنْ أَمْرِه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى قِرَائَـتـِهَا: قَوْلُه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : جَدّ][}{][س  : هَلْ قَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةَ بَعْدَ الصَّلاَةِ ؟

ج   : نــَعَمْ , قَرَأَهَا بَعْدَ السَّلاَمِ مِنَ الصَّلاَةِ كَمَا وَرَدَ فِى الْحَدِ يــْثِ  , وَرَوَ  يْنَا فِى كِتَابِ إِبْنِ السُّـنِّيْ عَنْ أَ نــَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا قَضى صَلاَتَه مَسَحَ جَبْهَـتَه بــِيَدِهِ الْيُمْنى ثــُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ اَللّهُمَّ أَذ ْهِبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزْنَ  ] أَذْكَارُ النَّوَاوِيْ ص ٦٩[

Soal    :  Apakah Rasulullah SAW membaca syahadat setelah beliau shalat?
Jawab :  Ya, Rasulullah SAW membacanya setelah salam dari shalat, sebagaimana terdapat dalam hadits yang ada pada kitab Ibnu Sunni: Dari Anas r.a. dia berkata: Rasulullah SAW setelah selesai shalat beliau memegang dahi dengan tangan kanan seraya mengucapkan “Aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah yang maha pengasih dan penyayang, Ya Allah, lepaskanlah dariku kesusahan dan kesedihan”. (ADZKAARUN NAWAWY Halaman 69).

س  : لِمَاذَا لاَ يَقْرَأُ الرَّسُوْلُ شَهَادَةَ الرَّسُوْلِ وَ نــَحْنُ نــَقْرَ ئـُـهَا ؟

ج   : نــَعَمْ , ِلأَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَدْ شَهِدَ بــِأَنَّ نــَفْسَه رَسُوْلُ اللهِ , وَأَمــَّا نــَحْنُ  فَمِنْ  أُمــَّتِه فَإِذَا وَقَعَ أَحَدٌ مِنَّا فِى الشِّرْكِ اَوِ الْمُرْتَدِ وَجَبَتْ عَلَيْهِ قِرَاءَةُ الشَّـهَادَ تَيْنِ لاَ سِيَمَا فِى هذِهِ الزَّ مَانِ , كَمَا فِى الْحَدِ يــْثِ  عَنْ أَبــِيْ أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَكُوْنُ فِــتــْنَةٌ فِى اخِرِ الزَّمَانِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيْهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا إِلاَّ مَنْ اَجَارَه اللهُ تَعَالى بــِالْعِلْمِ اَوْ بــِا الشَّيْخِ }دَسُوْقِيْ ص : ٨٩ {  اَمَا تَرْضى حَبِيْبُ عُمَرُ يُعَلِّمُ الشَّـهَادَ تــَيْنِ فِى هذَا الزَّمَانِ .

Soal    : Mengapa Rasulullah SAW tidak membaca syahadat rasul sedangkan kita membacanya?
Jawab : Karena Rasulullah SAW telah bersaksi bahwa dirinya adalah Rasulullah adapun kita adalah ummat rasul seandainya tergelincir ke dalam syirik atau murtad, maka wajib membaca dua kalimat syahadat, apalagi di zaman akhir ini, didalam hadits, Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Fitnah di zaman akhir dapat menjadikan seseorang mu’min di pagi hari, dan kafir di sore hari, kecuali orang yang telah diselamatkan oleh Allah SWT dengan ilmu pengetahuan atau dengan seorang guru yang memberi petunjuk (Guru mursyid) (DASUQY Halaman 89); Apakah anda tidak senang Habib Umar mengajarkan dua kalimat syahadat di zaman ini.

الشِّرْكُ اَحْفى مِنْ ذَبــِيْبِ الذِّرِّ عَلىَ الصَّمَاءِ فِى اللَّيْلِ الظُّلْمَاءِ

Syirik lebih samar dari pada semut hitam kecil yang berjalan diatas batu hitam yang licin pada waktu malam hari yang gelap gulita.

س  : مَا حِكْمَةُ وَمَقَاصِدُ قِرَا ئـَـتِهَا عَلَى ثَلاَثَةِ مَرَّاتٍ بَعْدَ السَّلاَمِ مِنَ الصَّلاَةِ ؟

ج   : حِكْمَـتُـهَا وَمَقَاصِدُهَا عَلى ثَلاَثَةِ مَقَاصِدَ :

    اَلأَوَّلُ : طَلَبُ ثــُبُوْتِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ عِنْدَ نــَزْعِ الرُّوْحِ

    الــثَّانِيْ : طَلَبُ ثـُبُوْتِ الْجَوَابِ الصَّحِيْحِ عِنْدَ سُؤَالِ سَيِّدِنــَا  مُنْكَرٍ  وَ نــَكِيْرٍ فِيْ الْقــَبْرِ

    الــثَّالثُ:     طَلَبُ السَّلاَمَةِ مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ فِى  الْمَحْشَرِ

Soal     : Apakah hikmah dan maksud membaca dua kalimat syahadat tiga kali setelah salam dari shalat?
Jawab  : Hikmah dan maksud (tujuan) nya ada tiga:
Pertama :  Mohon ditetapkan Iman Islam saat dicabut ruh
Kedua  : Mohon ditetapkan dua kalimat syahadat untuk menjawab pertanyaan mlaikat Munkar Nakir didalam kubur.
Ketiga  :  Mohon diselamatkan dari kebingungan pada hari Qiyamat an makhsyar.

س : هَلْ يَجُوْزُ الــتَّلْقِيْنُ لِلْمَيِّتِ عَلى قَـبْرِهِ بِقِراءَةِ الشَّـهَادَ تـَـيْنِ فَقَطْ ؟

ج  : نــَعَمْ يَجُوْزُ بَلِ الْمُرَادُ بـــِهِ  هُوَ تَلْقِيْنُ الشَّـهَادَ تَـيْنِ كَمَا هُوَ الْمَعْمُوْلُ فِيْ كِتَابِ الـتَّلْقِيْنِ اَلَّذِيْ يَقْرَؤُهَا الْمُسْلِمُوْنَ .

Soal      : Apakah boleh talqin mayyit hanya dengan membacakan dua kalimat syahadat?
Jawab   : Ya boleh, bahkan yang dimaksud dengan talqin adalah menalqinkan dua kalimat syahadat, seperti yang tertera dalam buku talqin yang biasa digunakan oleh kaum muslimin itu ada ucapan:

أُذْكُرِ  الْــعَهْدَ الَّذِيْ خَرَجْتَ مِنْ دَارِ الدُّ نـــْيَا إِلى دَارِ اْلآخِرَةِ  وَهُوَ شَهَادَةُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ .

Ingatlah akan perjanjian ketika engkau keluar dari dunia ke akhirat, ialah mengenai syahadat, yaitu menyaksikan tidak ada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.

وَكَمَا فِيْ كِتَابِ رِيَاضِ الصَّالِحِيْنَ حَدِ يْثٌ عَنِ الْبَرَّاءِ ابْنِ عَازِبٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : إِذَا سُئِلَ فِيْ قَـبْرِهِ  يَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ . فَذلِكَ قَوْلُه تَعَالى : يُـثَــبِّتُ اللهُ الَّذِ يــْنَ آمَنُوْ بالْقَوْلِ الـثَّابـــِتِ  فِى الْحَيوةِ الدُّنـــْيَا وَفِى اْلأخِرَةِ  { مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ{

Dan sebagaimana tersebut dalam kitab RIYADLUSHSHALIHIN dari Barra Bin ‘Azib, bahwa Rasulullah SAW., bersabda: Apabila mayat ditanya oleh malaikat Munkar Nakir di kuburnya, dan menyaksikan tidak ada tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Allah berfirman: Allah menetapkan kepada orang-orang mu’min ucapan-ucapan yang tetap pada waktu hidup di dunia dan di akhirat. (HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga: Hukum Shalat Yang Menghadap Kiblat Tidak Secara Tepat atau Pas

Posting Komentar untuk "Fadhilah Membaca Syahadat dan Yang Berhubungan Dengan Syahadat"