Jika Ingin Kaya, Bacalah Surah Al-Waqi'ah dan Bagaimana Hukum Membacanya?

Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dalam kitab Ithafus Sail menuturkan pertanyaan seseorang mengenai seseorang yang membaca Surat Al-Waqi'ah dengan tujuan mendapatkan kecukupan, apakah itu salah?

Beliau RA menjawab:

Telah datang riwayat yang menyebutkan bahwa membaca Surat al-Waqi'ah setiap malam dapat mengamankan dari faqah. faqah adalah butuh kepada manusia sekiranya dapat merendahkan kedudukan dan harga dirinya di dunia.

Sahabat Ibnu Mas`ud RA pernah ditanya menjelang kematiannya,

“Engkau telah meninggalkan keturunanmu dalam keadaan faqir?”

Beliau RA pun menjawab:

ما منهم أحد إلا وقد أعطيته كنزا، وهو سورة الواقعة.

"Setiap dari mereka telah aku bekali dengan harta karun, yaitu Surat Al-Waqi'ah."

Sudah tidak asing dalam kitab-kitab sunnah yang membahas mengenai khasiat atau manfaat dari membaca suatu Surat, ayat Al-Quran, dzikir ataupun doa nabawi.  Banyak kitab-kitab ulama yang membahas mengenainya diantaranya Imam Ghazali RA pernah menulis satu kitab mengenai hal ini dengan judul kitabnya, ad-Dzahab al-Ibriz fi Khawasil Kitab al-Aziz.

Maka, merutinkan atau mendawamkan membaca Surah Al-Waqi'ah dengan tujuan mendapatan manfaat duniawi atau mencegah dari bahaya duniawi bukanlah kekeliruan yang dapat merusak amal dan niat. Akan tetapi tentu saja, semestinya tujuannya merutinkannya jangan hanya karena urusan dunia semata, akan tetapi harus merasa amat sangat membutuhkan dekat dengan Allah sebagai Tuhan dan penolongnya. Dan Membaca Al-Waqi'ah dengan harapan agar rezekinya berkecukupan sehingga tidak butuh kepada pertolongan manusia sebenarnya adalah niat yang sangat utama jika ia cerdas.

Seorang mukmin yang cerdas ketika ia memiliki harapan untuk hidup berkecukupan, aman jiwa dan keluarganya atau sejenisnya, ia tidak bermaksud agar dapat hidup nikmat dan senang. Tapi ia mengharapkan itu semua karena khawatir jika ia hidup sengsara dan tidak aman, jiwanya tidak dapat menerima takdir Allah sehingga ini dapat merusak agamanya. Sering terjadi orang-orang yang tertimpa kesengsaraan dan bala mereka mengeluhkan ketentuan Allah yang ditetapkann bagi mereka.

Oleh sebab itu para pembesar tokoh agama memiliki harapan besar untuk memohon afiat (keselamatan) dari Allah SWT baik keselamatan zahir maupun batin. Ini karena nafsu manusia memiliki watak yang lemah dan mudah goncang ketika ditimpa suatu kesulitan.

Nabi SAW bahkan berkali-kali memohon perlindungan dari kefakiran dan penyakit. Beliau pernah bersabda:

"Ini karena kefakiran seringkali menyebabkan seseorang tidak-menerima ketentuan Allah, marah dengan takdir dan berkeluh kesah. Tidak sudi diatur oleh Allah SWT adalah suatu bentuk kekafiran."

Imam Sufyan ats-Tsauri mengatakan:
Aku tidak khawatirkan rasa sakit ketika mendapatkan ujian, yang aku khawatirkan aku menjadi kafir ketika diuji.

Hamba yang sempurna adalah hamba yang rela pada keadaan yang dipilihkan oleh Tuhan untuknya. Menyakini bahwa ilmu Allah, pilihan Allah, pengaturan Allah itu yang terbaik sehingga ia medahulukan-Nya daripada pilihannya dan pengaturannya sendiri.

Terkadang seseorang melanggengkan membaca Surat tertentu atau dzikir dan doa tertentu yang dikatakan memiliki suatu manfaat, akan tetapi ia sama sekali tidak mendapatkan manfaat yang disebutkan.

Jika terjadi demikian, jangan meragukan kebenaran manfaat yang disebutkan, akan tetapi seharusnya ia harus mengintropeksi diri terlebih dahulu, mungkin ia tidak terlalu yakin dengan kegunaannya atau tidak memenuhi syarat membacanya.

Syarat pokok untuk mendapatkan pengaruh dan manfaat dari bacaan yang ia baca adalah hati yang yakin bahwa manfaat itu adalah benar seperti yang disebutkan. Ia tidak memiliki keraguan dalam membacanya tidak pula bermaksud hanya sekedar menguji saja. Ia harus memenuhi hati dengan husnudhdhan (berbaik sangka) kepada Allah yang murni disertai perasaan hadir sempurna bersama-Nya.

Jika hal-hal ini terkumpul ketika membaca ayat-ayat dan dzikir yang dibaca dengan khasiat tertentu,, maka apa yang diminta seakan berada di bawah tangannya dan tunduk kepadanya.

Maka bagi hamba yang kecil himmahnya,  dan sedikit semangatnya jangan mencela Tuhannya kecuali diri sendiri.

Maka jangan mencela hamba yang tetap himmahnya dan telat semangat dan rajinnya kecuali dirinya sendiri.

وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

"Dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu (Tuhanmu) menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS Fushshilat: 46)

Disampaikan oleh Habib Abdullah bin Hafidh

Posting Komentar untuk "Jika Ingin Kaya, Bacalah Surah Al-Waqi'ah dan Bagaimana Hukum Membacanya?"