Guru Mulia Habib Umar Bin Hafidh Dan Para Pemain Sepak Bola
Suatu hari, tatkala Habib Umar memulai dakwahnya di Baidha', yang didatanginya justru ke tempat orang-orang bermain bola. Beliau menonton mereka bermain bola sampai selesai.
Tentu para pemain sepak bola itu berpakaian seperti pada
umumnya, bercelana pendek. Sedangkan Habib Umar berpakaian seperti layaknya para
ulama juru dakwah, berjubah lengkap dengan 'imamah dan sorbannya.
Sesudah itu Habib Umar pun mendekati kedua kelompok pemain sepak bola itu, lalu berkata: "Aku telah menyempatkan diri menyaksikan permainan bola kalian tadi. Sekarang, sudilah kiranya kalian berkenan memperhatikanku. Besok aku akan menyediakan sebuah hadiah kepada grup mana yang menang dalam pertandingan nanti. Tapi dengan syarat besok kalian berpakaian
celana lebih panjang lagi (yang menutupi aurat)." Mereka pun menyetujui syarat yang diminta oleh Habib Umar.
Keesokan harinya Habib Umar pun menepati janjinya dengan
mendatangi dan menyaksikan permainan sepak bola itu serta membawakan sebuah
hadiah bagi yang memenangkan pertandingan. Ketika hendak pulang, Habib Umar
sembari senyum berkata kepada mereka: "Sekarang, telah kupenuhi janjiku
kepada kalian. Sudilah kiranya nanti kalian semua berkenan hadir ke madrasahku,
ikut serta mengaji. Meski sedikit, yang penting cobalah dulu."
"Sebenarnya kami mau saja menghadirinya. Hanya saja
kami malu di situ banyak orang-orang yang hebat dan alim-alim." Jawab
mereka.
Lalu Habib Umar berkata: "Kalau demikian, datanglah
mengaji di waktu malam."
Mereka pun setuju. Mereka sangat segan dengan adab dan
akhlak yang ditunjukkan Habib Umar. Dan kini, setelah sekian lama belajar
kepada Habib Umar, para pemain sepak bola itu banyak yang menjadi ulama-ulama
hebat dan para juru dakwah. Habib Umar telah memberikan contoh 'dakwah dari
hati ke hati'.
Dan aku sekarang bukanlah hendak mengagungkan beliau. Tetapi
untuk memberitahukan tentang uslub (metode) dakwah, bagaimana cara Habib Umar
menyampaikan dakwahnya. Bukan syarat dakwah harus pandai bertutur kata, tetapi
kuatnya mahabbah (cinta) kepada Allah lah syarat yang utama. Karena Allah lah
Yang Mahamenguasai hati. Dan banyak sudah dakwah yang tidak sampai pada
hasilnya. Sebab dalam dakwahnya hanya menginginkan hasil yang cepat dan instan
serta memberikan kesan. Padahal semuanya adalah Allah yang mengerakkan.
(Kisah ini dituturkan oleh Habib Ali al-Jufri dalam acara Multaqa Da'i di Rubath Darul Musthafa Yaman. Habib Ali al-Jufri termasuk salah satu santri dari Habib Umar, dan tatkala beliau menceritkan kisah ini mengalirlah air mata Habib Umar bin Hafidh).
Posting Komentar untuk "Guru Mulia Habib Umar Bin Hafidh Dan Para Pemain Sepak Bola"