Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tanda-Tanda Orang Yang Mencintai Rasulullah SAW

Dalam sebuah karyanya yang berjudul An-Nurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin, Hadratusy Syekh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari menjelaskan berbagai kriteria seseorang layak disebut sebagai “Pecinta Nabi Muhammad”.

Kitab yang termuat dalam dalam kompilasi kitab karya beliau berjudul Irsyadus Sari ini memang tidak tebal, tapi isinya bagus dan berbobot. Di dalam kitab ini, beliau menjelaskan karakteristik pribadi Rasulullah, keluarga Rasulullah, keutamaan Ahlul Bait dan para sahabat, serta tanda-tanda mencintai beliau.

Menurut Hadratusy Syekh Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, ada beberapa tanda-tanda seseorang mencintai Rasulullah Muhammad saw:

1. Senantiasa meneladani Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam. Melaksanakan sunnahnya, mengikuti sabdanya, mencontoh perbuatannya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Mengikuti akhlaknya, baik dalam kondisi sulit maupun mudah, maupun dalam kondisi senang ataupun tidak senang. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran 31.

2. Banyak menyebut namanya. Karena orang yang mencintai sesuatu/seseorang, dia akan banyak menyebutnya.

Dengan demikian, mencintai Rasulullah berarti banyak bersholawat kepadanya. Shalawat adalah ibadah yang super istimewa. Mengapa?

Sebab, Allah bersama malaikatnya senantiasa bershalawat kepada Rasulullah. Allah beserta malaikat memberi contoh terlebih dulu, kemudian memerintahkan agar orang-orang yang beriman bershalawat kepada Nabi, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab 56. Dengan demikian, inilah ibadah yang dilakukan oleh Allah, malaikat, dan kaum mukminin.

3. Di antara tanda mencintai Rasulullah adalah senantiasa merindukan bertemu dengannya. Karena orang yang mencintai pasti bahagia bertemu dengan sosok yang dicintai.

Mencintai Rasulullah berarti mencintai pribadi beliau, keluarga dan para sahabatnya. Beruntunglah umat Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang senantiasa mencintai keluarga dan para sahabat Rasulullah saw. Tidak hanya mencintai Ahlul Bait (keluarga Nabi SAW) saja dan menafikan bahkan membenci sebagian besar sahabat sebagaimana yang dilakukan Syiah Rafidlah, juga tidak membenci Ahlul Bait sebagaimana dilakukan oleh kelompok Khawarij. Semua imbang, mencintai Ahlul Bait dan para sahabat beliau. Sebab beliau tidak akan pernah bisa dipisahkan dari Ahlul Bait dan para sahabat beliau.

4. Di antara tanda mencintai Rasulullah adalah sangat mengagungkannya dan menghormatinya saat menyebut namanya serta memperlihatkan kerendahan hati disertai kekhusyu’an saat mendengar namanya.

Beberapa bulan silam, ada seorang kiai dari Jombang yang wafat saat mahallul qiyam (prosesi berdiri pada saat pembacaan Maulid). KH. Rofi’usy Syan, nama kiai ini, selama hidupnya dikenal sebagai pecinta shalawat. Dia wafat dalam kondisi indah, khusnul khatimah, pada saat sedang menyenandungkan untaian kalimat indah kepada Rasulullah. Benar kata sebagian ulama Salaf, kondisi wafat seseorang menunjukkan kebiasaannya selama hidup.

Dengan kebeningan hati dan kerinduan yang memuncak kepada Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, para kekasih Allah menggubah berbagai redaksi shalawat yang memiliki fadlilah masing-masing. Misalnya shalawat Nariyah atau shalawat Taziyah atau shalawat Tafrijiyah yang disusun oleh Syaikh Ahmad At-Tazi al-Maghribi, shalawat Fatih-nya Syaikh Muhammad al-Bakri dan Syekh Ahmad At-Tijani, Shalawat Badawiyah-nya Sayyid Ahmad al-Badawi, shalawat Kubro, shalawat Munjiyat, dan sebagainya.

Dalam kitab Afdhalus Shalawat ala Sayyid as-Sadat, Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani mencatat kurang lebih ada 70 macam redaksi shalawat yang disusun oleh para ulama.

Semua shalawat disusun sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah sekaligus membina umat agar mencintai beliau shallallahu alaihi wasallam. Setidaknya, kita meng-ugemi shalawat dengan secara rutin membacanya setiap hari. Sebab, lidah yang terbiasa dipakai ghibah dan namimah seperti lidah kita hanya bisa dibasuh dengan istighfar dan shalawat.

5. Di antara tanda cinta kepada Rasulullah adalah mencintai orang yang mencintainya, mencintai para ahlul baitnya, para sahabatnya dari kalangan Anshar dan Muhajirin, serta memusuhi orang yang memusuhi mereka dan membenci orang yang membenci dan mencela mereka. Karena orang yang mencintai sesuatu dia akan menyukai orang yang mencintai itu dan membenci orang yang membenci sesuatu itu.

6. Di antara tanda mencintai Rasulullah adalah mencintai Al-Qur'an. Poin terakhir ini terasa menghentak. Tampaknya, dengan kondisi keimanan yang naik turun, kita lebih sering memegang gawai atau gadget ketimbang mushaf, dan terlampau sering asyik dengan medsos dibanding bacaan Al-Qur'an. Jika memang kondisinya demikian, berarti iman kita perlu “di-charge”. Mengapa?

Karena seperti baterai ponsel, kondisi iman kita naik turun. Lebih sering tidak stabil. Agar penuh dan stabil, kita perlu lebih sering menyapa mushaf. Sebab, Al-Qur'an adalah satu-satunya mukjizat yang istimewa dan dapat kita “pegang”. Para rasul memiliki mukjizat yang tidak bisa ditiru umatnya: Nabi Ibrahim yang dibakar tapi tidak mempan, Nabi Musa yang bercakap-cakap dengan Allah dan membelah lautan.

Lalu Nabi Isa yang menghidupkan orang mati, menyehatkan mata buta, dan sebagainya. Semua tidak bisa ditiru umatnya masing-masing. Tapi Al-Qur’an memang istimewa. Inilah mukjizat yang masih bisa dirasakan dan manfaatnya diperoleh umat Nabi Muhammad hingga akhir zaman.

An-Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin karya KH. M. Hasyim Asy’ari.

Wallahu a’lam Bisshawab

Posting Komentar untuk "Tanda-Tanda Orang Yang Mencintai Rasulullah SAW "